Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan penerapan integrasi Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR) untuk memfasilitasi kebutuhan pergerakan jarak jauh.
Dalam diskusi di Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, Senin, Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menyebutkan bahwa dengan sistem pembayaran terintegrasi, sebanyak 61 persen pengguna tol JORR akan diuntungkan karena membayar tarif lebih murah dari sebelumnya.
"Ada 38 persen pengguna jalan yang akan membayar lebih mahal. Namun, kita kembali melihat esensi pembangunan jalan tol adalah untuk memfasilitasi kebutuhan pergerakan jarak jauh dan angkutan logistik," kata Herry.
Ia mengatakan sebanyak 61 persen pengguna tol itu adalah mereka yang menempuh jarak jauh atau yang biasanya melakukan lebih dari satu kali transaksi di beberapa gerbang tol.
Dengan sistem integrasi, transaksi tol dilakukan hanya satu kali dengan tarif untuk kendaraan golongan I sebesar Rp15.000 untuk seluruh ruas tol JORR sepanjang 76,43 Km yang terdiri dari 4 ruas dengan 9 seksi.
Herry mengatakan besaran tarif Rp15.000 didasarkan atas perkalian antara jarak rata-rata pengguna tol JORR 17,6 km dengan tarif rata-rata Rp875 per km.
Besaran tarif ini menurut Herry masih di bawah kesanggupan membayar (willingness to pay) masyarakat yang diperoleh dari hasil kajian sebelumnya terkait investasi jalan tol.
Di sisi lain memang untuk pengguna tol jarak dekat akan membayar lebih mahal dari tarif sebelumnya. Untuk lalu lintas jarak dekat akan memiliki pilihan melalui jalan arteri yang kualitasnya juga akan ditingkatkan secara bertahap oleh Kementerian PUPR.
Masyarakat tentunya akan mempertimbangkan pula secara rasional apakah besaran tarif tol yang dibayar akan memberikan manfaat ekonomi dalam bentuk waktu tempuh yang lebih singkat dibandingkan dengan penggunaan jalan arteri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: