Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Biaya Produksi Membengkak, Harga Telur Merangkak Naik

        Biaya Produksi Membengkak, Harga Telur Merangkak Naik Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Kontribusi Jawa Barat terhadap kebutuhan daging ayam secara nasional mencapai 50%. Meskipun begitu, dalam stok telur ayam Jabar bertindak sebagai konsumen, sekitar 35% pasokannya berasal dari Blitar dan Boyolali sebagai sentra telur nasional dengan harga Rp25 ribu per kilogram di tingkat produsen.?

        Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa barat, Dewi Sartika, mengatakan kenaikan harga telur di Jabar karena di tingkat produsen masih tinggi yang disebabkan biaya produksi peternak ayam yang membengkak. Hal serupa juga terjadi dengan kenaikan harga daging ayam.?

        "Jadi, harga dari produsen telurnya pun sudah mahal. Makanya, ketika tiba di Jabar harganya sudah Rp28 ribu," ujarnya kepada wartawan di Bandung, Jumat (13/7/2018).

        Selama ini, selain dari luar provinsi, Kabupaten Ciamis menjadi pasokan utama kebutuhan telur ayam di Jawa Barat. Namun, tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

        "Kita masih mengadalkan pasokan dari Ciamis, tapi ya gitu, tidak banyak," ujarnya.

        Dewi menambahkan guna menstabilkan harga telur di pasaran, pemerintah mengimbau para peternak ayam selalu menjaga kesehatan hewan ternaknya dengan memberikan enzim atau herbal sehingga pasokan telur maupun daging ayam di Jabar terpenuhi.

        Disnak jabar juga mengimbau para peternak selalu membersihkan lingkungan kandang dengan baik. Artinya, kandang harus sehat.?

        Selain itu, lanjut Dewu, pihaknya juga sedang melakukan penelitian dengan berbagai perguruan tinggi untuk mencari alternatif lain pengganti Antibiotik Growth Promotor (AGP).

        "Penggunaan AGP berpotensi membahayakan kesehatan, dengan adanya residu antibiotik dalam tubuh manusia sehingga ke depannya menggunakan enzim atau herbal," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ratih Rahayu

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: