Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS: Nilai Tukar Petani Sulsel Merosot 0,96%

        BPS: Nilai Tukar Petani Sulsel Merosot 0,96% Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai tukar petani atau NTP Sulsel terus melemah. Teranyar, periode Juli 2018, NTP Sulsel kembali menurun sebesar 0,96% menjadi 102,15. Sebelumnya, periode Juni 2018, NTP Sulsel juga merosot 0,17% menjadi 103,14.

        "NTP gabungan Sulsel pada Juli 2018 sebesar 102,15 atau terjadi penurunan 0,96% bila dibandingkan dengan NTP pada Juni 2018 yang mencapai 103,14," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulsel, Akmal, di Makassar.

        Pelemahan daya beli petani Sulsel pada bulan ketujuh tahun ini terjadi dalam dua bulan terakhir. Padahal, periode Mei 2018, NTP Sulsel sempat melonjak hingga 1,37% menjadi 103,31. Merosotnya NTP Sulsel pada dua bulan terakhir mengulang catatan negatif pada awal tahun ini.

        NTP sendiri diketahui diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang harus dibayarkan petani. NTP menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di pedesaan.

        NTP juga dapat menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat daya beli petani.

        Menurut Akmal, kesimpulan data penurunan NTP Sulsel pada Juli 2018 merujuk pada hasil pemantauan harga-harga pedesaan. Penurunan NTP terjadi disebabkan indeks yang diterima petani terbilang rendah, malah turun 0,24%. Di sisi lain, indeks yang dibayar petani cukup tinggi mencapai 0,73%.

        Kata Akmal, penurunan NTP Sulsel pada dipengaruhi merosotnya empat subsektor. Di antaranya yakni subsektor tanaman pangan, subsektor holtikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan. Kenaikan hanya terjadi pada subsektor perikanan sebesar 0,46%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: