Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pascagempa, Nelayan Sulteng Belum Berani Melaut

        Pascagempa, Nelayan Sulteng Belum Berani Melaut Kredit Foto: Antara/Rahmad
        Warta Ekonomi, Gorontalo -

        Sejumlah nelayan di pesisir utara Sulawesi Tengah (Sulteng), khususnya di Kabupaten Buol dan Toli-Toli, belum berani melaut karena terjadinya gempa bumi dan tsunami pada Jumat (28/9/2018) sore.

        "Kami belum berani melaut, sehingga perahu-perahu kami parkir dulu," kata nelayan di Desa Leok, Kabupaten Buol, Arham Alim, Sabtu (29/9/2018).

        Umumnya nelayan takut dengan potensi gempa susulan yang bisa membahayakan nyawa mereka.

        "Sejak alami gempa dengan kekuatan 7,7 skala richter yang berulang kali, kami lebih memilih tempat yang aman tanpa ada aktifitas dulu," tambahnya.

        Apalagi sebagian besar warga berada di pesisir pantau dan merupakan warga nelayan.

        Sebelumnya pascagempa Jumat petang hingga malam hari, cukup banyak warga Buol mengungsi di kantor bupati setempat.

        "Isu tsunami sampai ke telinga warga buol, makanya kami beramai-ramai mengungsi di kantor bupati yang berada di ketinggian," ujar warga setempat Rama Aitam.

        Ia menambahkan isu menyebar sekitar pukul 19.30 wita yang mengatakan jika wilayah Toli-toli juga telah diterjang tsunami.

        Puncak keramaian banyaknya warga yang mengungsi sekitar pukul 21.30 wita, pascagempa yang dirasakan warga pada pukul 18.00 wita.

        Rama menyebutkan, sekitar pukul 23.30 wita, air laut sempat surut menyebabkan warga semakin panik.

        "Banyak warga yang mengungsi, bahkan seorang ibu hamil yang baru melahirkan juga ikut diungsikan di kawasan kantor bupati," ujarnya.

        Paling banyak, warga dari kawasan tanjung bendar yang berada di pusat perekonomian setempat memilih mengungsi untuk menyelamatkan diri.

        Pantauan wartawan pada pukul 05.00 wita, warga mulai kembali dari pengungsiannya setelah yakin gempa dan tsunami tidak akan terjadi.

        Sampah kemasan air mineral sangat banyak memenuhi halaman dan jalanan menuju kantor bupati tersebut.

        Sayangnya, belum ada pejabat setempat yang bisa dihubungi sebab hari Sabtu, kantor pemerintahan daerah tutup.

        Ditambah lagi jaringan telekomunikasi hingga kini masih terputus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: