Setelah pengakuan aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet yang berbohong telah dianiaya akhirnya berbuntut panjang. Tidak hanya dilaporkan dengan alasan penyebar berita palsu (hoax), Ratna juga dicopot dari jabatannya sebagai juru kampanye Prabowo-Sandiaga.
Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan pihaknya telah memutuskan untuk memberhentikan Ratna dari posisinya sebagai juru kampanye nasional Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 mendatang.
"Sejak tadi kita tahu kebohongan dia (Ratna),? ujarnya di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Bahkan tak berselang lama dari keputusan pemecatan itu, Ratna kemudian melayangkan surat pengunduran dirinya sebagai juru kampanye Prabowo-Sandi. Sebab aktivisi itu merasa kebohongan yang dibuatnya telah merugikan Prabowo-Sandi dan tim pemenangannya.
?Setelah kita semua dalam dua hari terakhir, terbelenggu masalah emosoinal yang terjadi sebagai akibat perbuatan saya, maka sebagai pertanggungjawaban moral saya, bersama ini Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari Tim Pemenangan Prabowo Sandi sebagai Jurkamnas, no urut 42,? terang Ratna.
Akibat perbuatan itu, juru bicara tim pemengan Jokowi-Ma'ruf, Farhat Abbas kemudian melaporkan perkara tersebut ke Mabes Polri, dengan terlapor sejumlah politisi termasuk Prabowo Subianto dan Fadli Zon.
Melihat hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, menjelaskan elite politik di kedua kubu harus melakukan mengontrol jubir maupun jurkamnya masing-masing dalam menyampaikan statement.
"Intinya jangan sampai jurkam malah jadi bom waktu. Saya bilang ini gempa politik di internal pak Prabowo sehingga efeknya adalah deligiitmasi pak Prabowo dan tim," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: