Dari Pertemuan Tahunan IMF-WBG kali ini, Komite Pembangunan (Development Committee) Bank Dunia?menggarisbawahi isu mengenai ekonomi global, Human Capital, dan pengembangan teknologi keuangan (fintech).
Pertumbuhan ekonomi global dinilai tetap kuat, namun masih terdapat ketidakseimbangan, di mana pertumbuhan perdagangan dan sektor manufaktur cenderung moderat. Risiko penurunan (downside risk) terhadap pertumbuhan global terjadi karena beberapa alasan, seperti ketidakpastian kebijakan, perkembangan geo-politik dan pengetatan keuangan global, juga kenaikan level utang dan volatilitas mata uang.
Berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, komite yang saat ini dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini, juga menekankan peran penting perdagangan internasional untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan berkelanjutan.
Komite juga menyerukan pada negara-negara anggota, dengan dukungan Bank Dunia dan IMF, untuk mengimplementasikan kebijakan yang memastikan penguatan dan pertumbuhan ekonomi inklusif, mengurangi risiko, dan mempromosikan daya saing, serta di saat yang sama memperkuat ketahanan fiskal yang berkelanjutan.
Komite tetap memberi perhatian pada naiknya tingkat kerentanan akan risiko utang (vulnerabilities debt) pada beberapa negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah, yang berisiko membalikkan manfaat dari inisiatif penanggulangan hutang sebelumnya. Untuk mengatasi situasi ini, dibutuhkan kerangka kerja kebijakan yang solid, kecukupan fiskal, dukungan pihak luar, dan praktek pinjaman yang berkelanjutan dan transparan.
Komite meminta WBG dan IMF membantu negara-negara anggota memperkuat posisi fiskal mereka dengan mengembangkan kapasitas manajemen utang, meningkatkan mobilisasi sumber daya domestik, dan mengembangkan pasar modal di tingkat lokal.
Terkait Human Capital, komite memberi perhatian besar pada masalah ini, khususnya yang berimplikasi pada kemajuan teknologi, keuangan, dan aspek pembangunan lain. Komite mendukung Human Capital Project (HCP) serta peluncuran Human Capital Index (HCI) dengan program-program pendukung dari negara-negara yang terlibat. Ini merupakan platform yang dapat mendukung investasi sistem kesehatan dan pendidikan nasional maupun global jangka panjang, membantu negara-negara tersebut mengantisipasi masa depan ekonomi yang akan bertransformasi karena perubahan teknologi.
Bank Dunia menyambut baik pengembangan agenda Bali Fintech oleh WBG-IMF. Komite menilai lembaga-lembaga yang terlibat harus memanfaatkan potensi fintech untuk memperdalam pasar keuangan, meningkatkan akses dan tanggung jawab terhadap layanan keuangan, memfasilitasi pembayaran lintas batas, memperkuat sistem remitansi, dan harus bisa mengelola risiko pada pengguna teknologi ini.
Pengembangan fintech hendaknya difokuskan pada negara-negara berpenghasilan rendah, negara-negara kecil, dan komunitas terpinggirkan, terutama untuk menutup kesenjangan yang sering dialami perempuan dan UKM dalam akses pembiayaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: