Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penjualan Chip Memori Dongkrak Laba Operasional Samsung di Q3

        Penjualan Chip Memori Dongkrak Laba Operasional Samsung di Q3 Kredit Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Samsung Electronics pada Rabu (31/10/2018)) membukukan rekor laba operasional dan laba bersih kuartal ketiga tahun ini karena permintaan yang kuat untuk chip memori yang melanda penurunan penjualan smartphone.

        Raksasa teknologi Korea Selatan, pembuat smartphone dan chip memori terbesar di dunia, melaporkan rekor laba operasional 17,6 triliun won (US$15,4 miliar), naik 21 persen dari tahun lalu.

        Laba bersih juga melonjak 17,5 persen year-on-year untuk mencapai 13,1 triliun won untuk periode Juli-September, sementara penjualan naik 5,5 persen menjadi 65,4 triliun won, ungkap pihak perusahaan dalam sebuah pernyataan.

        "Rekor laba itu didorong terutama oleh kekuatan lanjutan dari bisnis memori (chip)," ujar pihak Samsung, seperti dilansir dari Channel NewsAsia, Rabu (31/10/2018).

        Bisnis semikonduktor perusahaan yang kuat melaporkan laba operasi 13,6 triliun won, mencapai rekor untuk dua kuartal berturut-turut dan mengimbangi laba yang melorot dari penjualan unit telepon selulernya.

        Unit ponsel, yang dulu mengambil bagian terbesar dari penjualan dan laba perusahaan secara keseluruhan, melaporkan laba operasi kuartal ketiga hanya 2,22 triliun won.

        Raksasa teknologi itu mengatakan jika pihaknya berencana untuk menginvestasikan dana sebesar 28,8 triliun won di fasilitas produksi tahun ini, sebagian besar untuk membangun dan memperluas pabrik produksi chip.

        Unit pembuatan chip Samsung, yang saat ini mendominasi pasar global setelah perusahaan menginvestasikan puluhan miliar dolar setiap tahun untuk membangun dan memperluas pabrik, menyediakan chip untuk perangkatnya sendiri serta para pesaingnya termasuk Apple.

        Unit mobile-nya melihat margin keuntungan sedang terjepit di tengah persaingan yang semakin meningkat dengan perusahaan Apple di pasar high-end dan perusahaan China yang memproduksi perangkat lebih murah di segmen menengah dan bawah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: