Juru Bicara Gerhana Total, Reffy Andrean, membantah tegas pernyataan?Grab bahwa para peserta aksi merupakan mitra yang nakal. Justru Ia menegaskan sebaliknya, Grab?Indonesia lah yang layak menyandang predikat nakal.
?Saya membantah pernyataan kami adalah mitra driver yang nakal. Grab?yang nakal! Aplikatornya nakal!? ucapnya, belum lama ini.
Lanjutnya, Ia menjelaskan bahwa dilakukan dengan kajian yang kuat dan bertujuan untuk mendapatkan kesejahteraan para mitra Grab.
Sebagai contoh, seperti temuan seorang mitra driver menjemput ayah dan anaknya di hari berbeda berdasarkan order konsumen.?
?Faktanya, karena si mitra driver itu dianggap Grab berlangganan dengan menerima order dari orang yang sama, dipikirnya ada permainan. Padahal ada notifikasi di aplikasi dari si ayah itu untuk menjemput anaknya di sekolah. Itu makanya driver ini dicap driver nakal. Padahal sebenarnya aplikasinya yang nakal,? terangnya.
Lebih lanjut, Pecahnya keributan di lobi kantor Lippo Kuningan merupakan bentuk kekesalan atas tudingan terbalik itu. Terlebih, pimpinan aplikator enggan menemui para peserta aksi.?
?Ridzki (Managing Director Grab?Indonesia) tidak mau mengakomodir aspirasi kami. Belajar dari pengalaman aksi kami pada 20 September 2018 yang saat itu Ridzki menganulir pernyataan bawahannya tentang adanya janji open suspend, maka teman-teman menginginkan bertemu dengan Ridzki, sampai jam 8 malam (29/10) ini kami belum bisa bertemu Ridzki sebagai petinggi Grab?di Indonesia,? sesalnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: