Ternyata, acara 14th Indonesian Palm Oil Conference and 2019 Price Outlook?di Bali, tidak hanya dihadiri pengusaha dan eksekutif bisnis saja, melainkan wartawan dari Rusia. Ada beberapa wartawan Rusia yang datang, di antaranya dari kantor berita Interfax dan media berpengaruh besar lainnya.?
"Kami datang untuk melihat langsung kondisi kelapa sawit (Crude Palm Oil -- CPO) di Indonesia," ujar Dementyev Yuliya, dari Food and Oil Union of Russia, yang mewakali rombongan Rusia dalam acara ramah tamah para wartawan di Sadara Hotel, Bali, Rabu (31/10/2018).
Menurut Yuliya, di Rusia isu tentang kelapa sawit masih negatif. Para pesaing Indonesia dari negara-negara Eropa cenderung menyudutkan produk CPO Indonesia merusak lingkungan. "Produk Anda dianggap merusak habitat orang utan, mempekerjakan anak-anak dan penyebab kebakaran hutan," ujarnya.
Lanjut Yuliya, setelah datang ke sini, ternyata berbeda jauh dengan yang dikampanyekan. "Kami datang langsung ke perkebunan di Sumatra dan semuanya berbanding terbalik dengan kampanye tadi," cerita Yuliya.
Rusia memiliki potensi pasar besar yang bisa berkontribusi kepada perekonomian nasional. Saat ini ekspor minyak sawit sebesar US$521 ribu ke Rusia. Ekspor itu terbesar kedua setelah ekspor alat berat.? Rusia mempunyai penduduk 140 juta orang. Namun jika ditambah dengan negara-negara eks Uni Sovyet, jumlahnya jadi 210 juta jiwa.
Asal-usul datangnya wartawan Rusia ini, menurut Ketua Bidang Komunikasi Gapki (Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia) Tofan Mahdi, ada hubungannya dengan keinginan Gapki membuka peluang ekspor baru ke negara-negara lain. Selama ini ekspor CPO Indonesia utamanya ke India, China, Eropa dan Pakistan.
"Seperti disarankan Presiden Jokowi, kami ingin membuka pasar-pasar baru," ujarnya.
Menurut Tofan, kedatangan wartawan-wartawan asal Rusia ini difasilitasi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Vicky Fadil