Sekitar 262 orang lebih peserta dari Provinsi Papua dan Papua Barat mengikuti Lokakarya Evaluasi Akhir Tahun Program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM), yang dilangsungkan di Jakarta, 27-31 Oktober 2018.
Lokakarya tersebut dibuka oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dirjen PPMD) Kemendesa PDTT, Taufik Madjid.
"Sudah saatnya, kisah sukses dan inspirasi itu muncul dari masyarakat yang tinggal di Tanah Papua atau wilayah Timur Indonesia lain," ujar Taufik sebagaimana tertulis dalam rilis yang diterima, Kamis (1/11/2018).
"Mama-mama dan bapak sekalian bangun lebih dulu dan lebih awal melihat matahari terbit dibanding kami yang di wilayah Barat Indonesia. Harusnya kerja nyata dari gotong royong kelompok yang didampingi PPDM selayaknya menjadi inspirasi dan model yang baik bagi pemberdayaan dengan hati," tambahnya.?
Dijelaskannya, tujuan utama PPDM?ialah menjalankan salah satu misi utama Kementerian Desa PDTT, yakni mendampingi masyarakat di desa/kampung, termasuk memberdayakan perangkat kampung, untuk dapat lebih mandiri dan sejahtera, berbasis potensi yang dimiliki masyarakatnya.
PPDM sendiri merupakan salah satu upaya Kemendesa PDTT menciptakan terobosan dalam pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, sekaligus inovasi untuk pembangunan manusia, mengatasi kesenjangan antardaerah, serta menumbuhkan daya saing wilayah.
Menurut taufik, Kemendesa PDTT melalui berbagai pendekatan terus mendorong agar masyarakat tidak hanya pintar dan kuat dalam melihat peluang untuk kemajuan desa/kampungnya. Lebih dari itu, di era digital ini menuntut kecepatan untuk dapat bersaing dan menjadi pemenang.
Dari evaluasi kinerja PPDM, tercatat untuk anggaran tahun ini, 117 desa/kampung (dari 224 Kampung) dampingan PPDM telah mengalokasikan dana desa mereka dengan total Rp19 miliar lebih (Rp19.084.639.422) untuk kegiatan ekonomi produktif pertanian yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK).
Saat ini, ada 610 kelompk tani/nelayan yang aktif dalam setiap tahapan PPDM. Petani rumput laut di kabupaten Fak-Fak, Yapen, Kaimana, dan Raja Ampat semakin mengerti mata rantai niaga rumput laut.
"Mereka diharapkan dapat mengakses pasar lebih luas. Pasar yang pro-petani untuk menampung berbagai komoditas unggulan lain, seperti kopi, sagu, kakao, vanili, dan komoditas unggulan lain," kata Taufik.
Untuk Provinsi Papua, PPDM begerak di?enam kabupaten, yaitu Sarmi (2 distrik, 10 kampung), Kepulauan Yapen (6 distrik, 29 kampung), Boven Digoel (2 distrik, 10 kampung), Yahukimo (7 distrik, 35 kampung), Jayawijaya (11 distrik, 54 kampung), dan Nabire (5 distrik, 8 kampung).
Sedangkan di Papua Barat, PPDM bergerak di tujuh kabupaten prioritas, yaitu Manokwari (1 distrik, 5 kampung), Pegunungan Arfak (2 distrik, 10 kampung), Fakfak (4 distrik, 17 kampung), Raja Ampat (3 distrik, 14 kampung), dan Maybrat (6 distrik, 12 kampung).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti