Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jumlah Pengguna Pesawat Tujuan Aceh Alami Kemerosotan

        Jumlah Pengguna Pesawat Tujuan Aceh Alami Kemerosotan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Banda Aceh -

        Jumlah penumpang pesawat udara komersial datang ke-11 bandar udara (bandara) di Aceh pada September 2018 merosot 3,44 persen dibanding bulan sebelumnya.

        "Secara total di Aceh, jumlah penumpang pesawat di September 2018 mencapai 117.029 orang atau menurun 3,44 persen di banding Agustus tahun ini," kata Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik Aceh, Kenda Prayatno di Banda Aceh, Selasa.

        Ia mengatakan pada bulan Agustus 2018 tercatat penumpang dilayani oleh maskapai domestik maupun asing ke provinsi paling Barat itu total 121.193 orang dengan 1.301 unit pesawat.

        Sedangkan di September tahun ini cuma terdapat 1.283 unit pesawat ke Aceh, di antaranya 842 pesawat membawa penumpang 101.978 orang di Bandar Udara (Bandara) Sultan Iskandar Muda.

        "Bandara Sultan Iskandar Muda merupakan satu-satunya bandara internasional di provinsi ini dengan aktivitas tertinggi, baik lalu lintas pesawat, penumpang, dan barang," katanya.

        Ia menyebut Bandara Malikuskussaleh di Aceh Utara membawa penumpang 4.637 orang dengan pergerakan pesawat 76 kali, dan Bandara Lasikin di Sinabang, Aceh, telah membawa 3.327 orang dengan 86 pesawat.

        "Itu, merupakan bandara tiga besar yang membawa penumpang terbanyak ke Aceh. Selain Bandara Rembele di Bener Meriah 3.019 orang, dan Cut Nyak Dhien di Nagan Raya 2.988 orang," ucap dia.

        "Sedangkan yang lain merupakan bandara komersil berpenumpang di bawah 700 orang, dan mayoritas merupakan bandara melayani penerbangan perintis," tutur Kenda. Ketua Komite Operator Penerbangan (AOC) Bandara Sultan Iskandar Muda, Andi Djamal mengaku, sejumlah maskapai di Aceh kini mulai memasuki low season atau musim sepi penerbangan yang berakibat pengurangan frekuensi terbang.

        "Saat ini telah masuk 'low season', dan di November ada beberapa maskapai mengurangi frekuensi penerbangannya di Aceh," ujar dia.

        Pengurangan itu terpaksa dilakukan oleh operator transportasi udara demi melakukan efisiensi, karena bisnis penerbangan membutuhkan modal yang besar.

        "Bisanya penerbangan mulai normal lagi di Desember 2018, karen memasuki libur anak sekolah dan tahun baru," kata Andi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: