Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Michelin dan Chandra Asri Dirikan Perusahaan Patungan Senilai Rp6,3 Triliun

        Michelin dan Chandra Asri Dirikan Perusahaan Patungan Senilai Rp6,3 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Michelin Group resmi mengoperasikan pabrik yang didirikan bersama PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten, Kamis (29/11/2018). Pabrik yang dikelola oleh perusahaan patungan PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) ini menelan investasi hingga US$435 juta atau sekitar Rp6,3 triliun.

        Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya menyambut baik beroperasinya SRI sebagai produsen karet sintetis pertama di Indonesia yang memproduksi polybutadiene rubber dan solution styrene butadiene rubber.

        "Pabrik ini yang mendapat tax holiday. Artinya, fasilitas tax holiday memang membawa investasi dan diharapkan mendapat devisa dari ekspor sebesar US$250 juta. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan neraca perdagangan dengan memacu investasi dan ekspor," paparnya saat meresmikan PT SRI.

        Airlangga pun memberikan apresiasi terhadap kolaborasi bisnis ini karena sebagai salah satu kunci sukses pengembangan pusat produksi olefin yang semakin lengkap dan terintegrasi?untuk mendukung klaster petrokimia di Cilegon.

        "Dengan adanya lighthouse, akan ada lebih banyak lagi yang mengikuti success plant seperti ini. Apalagi sudah menerapkan industri 4.0," ujarnya.

        Airlangga menjelaskan, industri karet sintetis merupakan sektor yang perlu dikembangkan karena dibutuhkan banyak industri lain. Misalnya dimanfaatkan untuk memproduksi ban, conveyor belt, komponen karet, alas kaki, serta pembungkus kabel listrik.

        "Saat ini, hanya terdapat satu produsen karet sintetis dengan kapasitas sebesar 75.000 ton per tahun, sementara kebutuhan karet sintetis di dalam negeri di 2017 mencapai 230.000 ton," ungkapnya.

        Untuk itu, diharapkan dengan memiliki kapasitas produksi sebesar 120 ribu ton per tahun, SRI dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik.

        "Pembangunan pabrik ini sejalan dengan hilirisasi industri karena meningkatkan nilai tambah butadiena dan styrenemonomer yang sudah diproduksi di dalam negeri," imbuhnya.

        Sementara Presiden Direktur SRI, Brad Karas mengatakan, SRI menggunakan teknologi baru dalam memproduksi produk-produk bernilai tambah tinggi.

        "Dengan menggabungkan bahan baku Chandra Asri dan teknologi dari Michelin, kami mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi yang digunakan sebagai komponen utama untuk menghasilkan ban ramah lingkungan," jelasnya.

        Guna memenuhi standardisasi produksi, General Managing Partner Michelin Group, Florent Menegaux menyampaikan, pihaknya telah melakukan pelatihan bagi para tenaga ahli SRI dari Indonesia, sehingga mereka dapat mengembangkan kompetensinya untuk mendukung daya saing perusahaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: