Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Silakan di Masjid Bicara Politik dan Ekonomi

        Silakan di Masjid Bicara Politik dan Ekonomi Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan dirinya mempersilakan warga untuk memanfaatkan fungsi masjid semaksimal mungkin. Bahkan membicarakan hal bertema politik dan ekonomi.

        "Jadi di masjid bukan hanya bicara zakat, ibadah haji, salat, puasa atau yang lain," ujarnya di Bandung, Kamis (27/12/2018).

        "Tetapi silakan di masjid bicara politik. Mari bicara ekonomi di masjid, sosial kemasyarakat di masjid," lanjutnya.

        Ia menambahkan, fungsi masjid harus dikembalikan seperti pada zaman Rasulullah.

        "Rasul berbicara strategi perang di masjid, lalu berbicara strategi tentang ekonomi juga di masjid di samping bicara tentang agama," katanya.

        Menurut Uu, ada dua kategori ibadah. Pertama yaitu mahdhah, ibadah secara vertikal, langsung kepada Allah. Kedua ibadah ghairu mahdhah ialah ibadah seperti mengajar, dakwah, infaq dan sejenisnya.

        "Jadi ibadah ghairu mahdhah, kelihatan bukan ibadah, tetapi untuk kemaslahatan umat sehingga nilainya ibadah. Sehingga di masjid bukan hanya berbicara zakat, salat, munggah haji, dan lain-lain namun silakan bicara politik dan ekonomi,"terangnya.

        Lebih dari 90 persen penduduk Jabar adalah muslim. Jumlah masjid yang tercatat di Kementerian Agama sejumlah 50.065 dan musala sebanyak 38.062 unit. Ditambah lagi dengan jumlah pesantren yakni sebanyak 8.428 unit.

        "Hal ini menjadikan Jabar memiliki potensi sumber daya, baik infrastruktur maupun SDM untuk memberdayakan umat melalui masjid, madrasah maupun pesantren," terangnya.

        Ia mengemukakan, visi misinya yakni membentuk manusia Pancasila yang bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban.

        "Adapun kebijakan yang diambil dalam konteks di atas adalah magrib mengaji, subuh berjamaah, pelatihan bahasa inggris untuk ulama, dakwah digital, hafidz satu desa, MTQ Juara dan Kredit Mesra," kata Uu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Irfan Mualim
        Editor: Irfan Mualim

        Bagikan Artikel: