Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo 'Wajib' Jelaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998 di Debat Pilpres

        Prabowo 'Wajib' Jelaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998 di Debat Pilpres Kredit Foto: Antara/Meli Pratiwi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Taufik Basari, mengatakan ada sejumlah isu krusial yang harus terjawab dalam tema debat perdana capres-cawapres. Salah satu contohnya adalah soal kasus penculikan aktivis 1998.

        "Kasus penculikan atau penghilangan paksa para aktivis umpamanya, ini harus hadir dalam debat," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

        Selain itu, sejumlahk kasus seperti pelanggaran HAM 1965, Tragedi Tanjung Priok, hingga peristiwa Talangsari juga harus terjawab.

        "Begitu pula kasus 65, penembakan misterius, Tanjung Priok, dan Talangsari juga menjadi bagian yang harus ditanyakan kepada capres dan cawapres mengenai komitmen penuntasannya agar masalah pelanggaran HAM masa lalu ini tidak menjadi mengambang dan beban bagi generasi penerus," jelasnya.

        Soal kasus penculikan aktivis 1998, lanjut Taufik, secara khusus harus bisa dijelaskan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Prabowo saat itu diduga memerintahkan Kopassus menghilangkan paksa sejumlah aktivis.

        "Sebagai pimpinan tertinggi dalam korps baret merah saat itu, Prabowo harus memberikan penjelasan tuntas soal tersebut. Sebab yang menjadi tertuduh saat itu adalah korps baret merah atau Kopassus," terangnya.

        "Soal penculikan ini tidak main-main. Sebab terkait dengan perampasan kemerdekaan disertai penyiksaan. Bahkan, terdapat sejumlah korban yang tidak diketahui nasibnya hingga saat ini. Keluarga korban yang belum kembali berhak untuk tahu, keadaan anggota keluarganya tersebut. Jika masih hidup bagaimana keadaannya, dan jika sudah meninggal kuburannya di mana," lanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Irfan Mualim
        Editor: Irfan Mualim

        Bagikan Artikel: