Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana melakukan revisi rute jalan Trans Papua yang akan dibangun.
Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto, mengatakan rute pembangunan Trans Papua yang akan diubah yakni yang terletak di Kabupaten Nduga, lokasi pembunuhan pekerja PT Istaka Karya (Persero).
?Trans Papua lanjut terus, tapi sepertinya bukan di situ lagi (Nduga) karena risiko keamanan yang tinggi,? ujarnya di Jakarta, Senin (4/2/2019).
Baca Juga: Cegah Korupsi di PUPR, Lihat 'Jurus Ampuh' Menteri Basuki
Ia menjelaskan, alasan pembangunan di Nduga dilakukan penundaan terlebih dulu bertujuan agar tak ada lagi korban jiwa. Sebab hingga kini, daerah itu masih belum aman karena adanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
?Harga sebuah nyawa saya hitung enggak bisa, mendingan jangan ambil risiko itu. Dilanjutkan lagi setelah aman," imbuhnya.
Saat pembangunan di Kabupaten Nduga ditunda, lanjut Sugi, anggaran yang ada akan dipakai untuk pembangunan Trans Papua di ruas lain. Baik untuk menyelesaikan ruas jalan Jayapura-Wamena, maupun di Boven Digoel.
?Bisa juga (pembangunan) ke Boven Digoel, kota sejarah, bisa menunjang sektor pariwisata. Pembangunan bisa dialihkan,? katanya.
Ia mengaku, saat ini usulan tersebuth tengah dibicarakan dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Adapun hingga akhir 2018, total jalan Trans Papua yang berhasil dibangun selama 2015-2018 yakni sepanjang 945 km.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: