Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nasib BTPN: Habis Merger Terbitlah...

        Nasib BTPN: Habis Merger Terbitlah... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Optimisme PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang lahir sebagai entitas baru hasil penggabungan usaha bersama PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) diwujudkan melalui perluasan lini bisnis mulai dari segmen ritel, korporasi, hingga UMKM.?

        Baca Juga: Resmi Merger, Lini Bisnis BTPN Kini Lebih Luas

        Dalam rilis resmi BTPN akhir Januari 2019 lalu, Direktur Utama BTPN, Jerry Ng, percaya diri bahwa BTPN akan menjadi bank papan atas dengan capaian aset lebih dari Rp100 triliun.?

        "Setelah resmi merger, BTPN tentu memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kuat dan lebih besar lagi. BTPN yang baru akan memiliki aset lebih dari Rp180 triliun," jelas Jerry di Jakarta, Kamis (07/02/2019).

        Baca Juga: Kalau Sudah Merger dengan SMBCI, BTPN Targetkan Miliki Aset Rp180 Triliun

        Asal tahu saja, BTPN dan SMBCI telah mengantongi tanggal efektif penggabungan usaha dari OJK sejak 01/02/2019 lalu. Meskipun lahir sebagai entitas baru, keduanya sepakat untuk mempertahankan nama BTPN.?

        Di tengah optimisme BTPN dalam mengarungi hidup baru, respons lain justru ditunjukkan oleh para investor terhadap saham BTPN. Hari ini, Kamis (07/02/2019) adalah hari pertama saham BTPN diperdagangkan sejak tanggal efektif merger diterima.?

        Sayangnya, baru pertama dibuka, saham BTPN sudah jatuh tak berdaya. Dibuka memerah dengan harga Rp3.780, harga saham BTPN kian tak berdaya.

        Hingga pukul 10.00 WIB, harga saham BTPN sudah melemah 50 poin atau 1,32% ke level Rp3.740 per saham. Jika dilihat ke belakang, data perdagangan saham BTPN menunjukkan pelemahan sebesar 2,60% dalam enam bulan terakhir.

        Diperdagangkan dengan?range?harga dari Rp3.710 sampai Ro3.780, saham BTPN telah diperdagangkan lebih dari 350 ribu saham dengan frekuensi 79 kali transaksi.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: