Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) meminta agar masyarakat tidak memilih pemimpin yang hanya coba-coba untuk memimpin lebih dari 260 juta warga Indonesia.
"Pengalaman seperti itu penting, perlu, dari pengalaman yang saya miliki dari dunia usaha 18 tahun, jadi wali kota, lalu gubernur, sangat beda sekali, mengelola negara besar berarti 514 kabupaten/kota , bukan hal mudah. Jadi jangan sampai 260 juta orang ini kita coba-coba diberikan ke yang belum berpengalaman," kata Jokowi di saat menerima dukungan dari alumni Universitas Trisakti di Basket Hall kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Sabtu (9/2/2019).
Pada hari itu, ribuan alumni Universitas Trisakti menyatakan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil Presiden RI periode 2019-2024.
Jokowi juga mendapat rompi reformasi sebagai juara reformasi.
"Saya cerita sedikit betapa pentingnya pengalaman, pengalaman penting dari sebuah kepemimpinan, pengalaman penting adalah memimpin keluarga. Semua kepemimpinan harus dimulai bagaimana kita mengelola, 'memanage' keluarga. Nah ini, urusan ini saya punya pengalaman," tambah Jokowi.
Kemudian bila ingin terjun ke pemerintahan, seseorang juga harus punya pengalaman.
"Di sini saya menapaki jalan pengalaman pemerintahan dimulai dari bawah, menjadi wali kota dua kali memimpin 600 ribu penduduk Solo, naik memimpin Jakarta 10 juta orang, naik lagi mengelola bangsa besar Indonesia dengan penduduk 260 juta," ungkap Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan peristiwa tahun 1998 saat timbulnya reformasi yang didorong oleh demonstrasi oleh mahasiswa termasuk Universitas Trisakti saat itu adalah suatu turbulensi politik.
"Demokrasi harus semakin matang dewasa, jadi tidak ada lagi korban seperti 1998 yang merupakan sebuah peringatan bagi kita, bahwa Universitas Trisakti memberikan kontribusi besar kepada reformasi," tambah Jokowi.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur, Jokowi mengaku bahwa dalam membangun Mass Rapid Transport (MRT) memang akan rugi karena menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat.
"Tapi kita putuskan subsidi Rp3 triliun, saya perintahkan kepala dinas bagaimana menutup subsidi, akhirnya didapatkan Rp3 triliun dengan' electronic roud pricing'. Saya putuskan kita mulai pembangunan LRT/MRT. Ini adalah keputusan politik yang kita hitung . Kalau hitung untung rugi, LRT/MRT tidak akan kita bangun," jelas Jokowi.
Ia pun meminta agar pembangunan infrastruktur tidak dijadikan isu yang dibelok-belokkan.
"Silakan masyarakat mau pilih jalan tol atau jalan nasional, tapi jangan dibelok-belokkan ada mengatakan 'Pak kami tidak perlu jalan tol, kami tidak makan jalan tol'. Yang nyuruh makan jalan tol ya siapa? Ini adalah pilihan-pilihan silakan, semua negara maju melakukan ini, untuk kemajuan negara kita, bangsa Indonesia," tegas Jokowi
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: