Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elestianto Dardak, mengatakan telah memiliki rencana dan target kerja dalam 99 hari pertama pemerintahannya bersama Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa.
"Ada, tapi karena beliau (Khofifah) juga punya kesibukan yang luar biasa, kami baru bisa sedikit-sedikit membahasnya," kata Emil di Trenggalek, Minggu (10/02/2019).
Pernyataan itu menjawab menjawab pertanyaan wartawan soal program kerja di 100 hari pertama usai dilantik sebagai pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.
Kata Emil, dirinya bersama Khofifah sepaham untuk menajamkan apa yang ingin dilakukan di 99 hari pertama.
"99 hari ini kami bagi dalam tiga tahapan, yaitu apa-apa yang akan dilakukan dan dikerjakan di 33 hari pertama, lalu berikutnya 33 hari kedua, dan 33 hari ketiga," ujarnya.
Tanpa mengurai detail program prioritas kerja dimaksud, Emil mengilustrasikan bahwa penggunaan istilah (target kerja di) 99 hari pertama karena alasan simbolis.
Angka sembilan dinilai angka yang baik. Memiliki nilai maksimal, tertinggi dalam hierarki bilangan angka.
"Beliau (Khofifah) senang angka sembilan, dan 99 kan mirip asma'ul husna. Bagus," kata Emil.
Baca Juga: Politik Balas Jasa Ala Emil Dardak
Kendati memiliki program kerja yang ditarget waktu mulai jangka 33 hari hingga jangka 99 hari itu, Emil menegaskan bukan berarti semua serba jangka pendek.
Akan tetapi lebih dimaksudkan sebagai motivasi dan tolok ukur untuk mendapat capaian-capaian tertentu.
"Kayak program ada yang bisa langsung jadi, tapi ada juga yang desainnya harus matang di 99 hari pertama. Itu yang akan kami petakan semua mulai dari (janji program kerja) Nawa Bhakti Satya mulai Jatim sejahtera hingga Jatim Harmoni," kata Emil.
Nawa Bhakti Satya yang menjadi arah, visi, dan misi pembangunan yang diusung pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Jatim terpilih, Khofifah-Emil, itu terdiri dari sembilan program kerja, yakni Bhakti ke-1: Jatim Sejahtera melalui pengentasankemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial dan Bhakti ke-2: Jatim Kerja melalui millineal job center dengan cara memberikan job training, pendidikan vokasi, membantu "starting-up" usaha, membantu promosi bagi usahawan muda, dan membantu pembiayaan usaha pada tahap awal usaha.
Bhakti ke-3: Jatim Cerdas dan Sehat melalui pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas; Bhakti ke-4: Jatim Akses melalui pembangunan infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar seperti Kawasan Lingkar Wilis, Lingkar Bromo, Lingkar Ijen, Gerbang Kertasusila, Koridor Maritim Pantura Jawa-Madura, Koridor Maritim Selatan Jawa.
Bhakti ke-5: Jatim Berkah melalui pemberian tunjangan kehormatan bagi imam masjid di kampung, pesisir, dan pulau terluar. Kemudian perluasan tunjangan kehormatan bagi hafidz-hafidzoh. Penguatan peran pondok pesantren dalam mendorong partisipasi sekolah dan beasiswa guru diniyah S2.
Bhakti ke-6: Jatim Agro melalui pemajuan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan.
Bhakti ke-7: Jatim Berdaya melalui penguatan ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan desa. One Village One Product One Corporate and Agropolitan.
Bhakti ke-8: Jatim Amanah melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, efektif, dan anti korupsi.
Bhakti ke-9: Jatim Harmoni melalui penjagaan harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: