PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) optimistis total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) akhir tahun 2019 bisa tumbuh 10 persen dari tahun lalu menjadi Rp53,02 triliun.?
Direktur Mandiri Investasi, Endang Astharanti, mengatakan perusahaan manajemen investasi tersebut membukukan AUM Reksa Dana sebesar Rp 48,2 triliun hingga akhir tahun 2018. Sementara itu, total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Pengelolaan Dana Nasabah Individu di akhir tahun tercatat sebesar Rp53,4 triliun.
"Kedepannya seperti apa di 2019? kita lebih optimis kita melihat di 2019 banyak oportunity di bisnis kami," kata Endang, di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, Mandiri Investasi melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dari produk-produk yang telah dimilikinya.
"Kalau yg intensifikasi kita fokus untuk tingkatkan, optimalisasi eksisting product yg kita ada. Jadi, AUM existing product kita tingkatkan, terutama yg open end product, seperti reksadana saham dan pendapatan tetap. Karena marketnya sedang favor (mendukung) tahun ini," ucapnya.?
Sedangkan upaya ekstensifikasi Mandiri Investasi akan memanfaatkan melalui pengembangan produk baru. "Tadi sempat kita sebutkan, kita targetkan bisa inovasi produk, seperti yang alternative investment (Investasi Alternative). Plus, beberapa product kita siapkan seperti reksadana terproteksi dan reksadana pasar uang, akan launching beberapa produk baru di tahun ini," jelasnya.?
Dengan pencapaian AUM Reksa Dana sebesar Rp48,2 Triliun tersebut (termasuk KIK EBA dan RDPT), market share Mandiri Investasi di Industri Reksa Dana mencapai 9,1% dan berhasil menjaga posisi nomor 1 di peringkat AUM Industri Reksa Dana nasional, menurut data Infovesta.
Dari sisi komposisi AUM Reksa Dana per asset class, komposisi AUM Reksa Dana Mandiri Investasi per Desember 2018 masih di dominasi oleh Reksa Dana Terproteksi dengan kontribusi AUM mencapai 34 persen. Diikuti oleh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang masing-masing berkontribusi sebesar 18% dan 14%.
Di tahun 2018 Mandiri Investasi juga telah meluncurkan beragam Investasi Alternatif yaitu Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri GIAA01 dengan nilai total Rp2 Triliun, yang merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat dengan rute Jeddah dan Madinah sebagai underlying.?
Selain itu, Mandiri Investasi juga menerbitkan Reksa Dana Pendapatan Tetap Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIET) dengan nilai total Rp1,97 Triliun untuk pembiayaan infrastruktur jalan tol Trans Jawa.
Tidak hanya hal diatas, Mandiri Investasi juga melakukan terobosan dengan menyediakan akses investasi ke offshore market yang dilakukan melalui kerjasama dengan Aset Manajemen dan Private Bank Global yaitu Lombard Odier.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: