Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Melonjak 20,5%, Laba Maybank Capai Rekor Rp3 Triliun

        Melonjak 20,5%, Laba Maybank Capai Rekor Rp3 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencetak laba bersih setelah pajak di 2018 melonjak 21,6%, mencapai rekor baru sebesar Rp2,2 triliun. Rekor ini didukung Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang lebih tinggi dan perbaikan kualitas aset.

        Laba Sebelum Pajak (PBT) meningkat 20,5% mencapai Rp3 triliun, sementara PBT recurring tumbuh 34,3% secara tahunan setelah eliminasi pendapatan one-off terutama dari penjualan surat berharga pada 2017.

        "Kualitas aset yang lebih baik, pertumbuhan yang solid di bisnis syariah disertai peningkatan kinerja pada anak perusahaan, dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan juga memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja Maybank," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria melalui rilisnya, Kamis (14/2/2019).

        Taswin menyatakan, ke depan pihaknya akan fokus pada optimalisasi teknologi dengan meluncurkan perbankan digital baru M2U dan perbaikan website.

        Baca Juga: Maybank Bagikan Imbal Hasil Sukuk Rp5,15 Miliar

        Baca Juga: PBT Maybank dalam Sembilan Bulan Naik 8,8% Jadi RM7,81 Miliar

        President Commissioner Maybank Indonesia dan Group President & CEO of Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, "Fokus kami ialah menumbuhkan segmen bisnis inti dan memperkuat kapabilitas digital untuk memastikan kami tetap relevan bagi seluruh stakeholders."

        Maybank pun mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 5,2% menjadi Rp8,1 triliun pada Desember 2018 dibanding Rp7,7 triliun tahun lalu. Sementara kualitas aset meningkat signifikan seperti tercermin dari tingkat NPL yang lebih rendah 2,6% (gross) dan 1,5% (net) per 31 Desember 2018 dibanding 2,8% (gross) dan 1,7% (net) tahun lalu.

        Selain itu, perseroan berhasil melakukan penjualan sebagian NPL lama (NPL legacy) dan kredit macet yang telah dihapusbukukan (write-off NPL legacy) sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk membersihkan portofolio kredit Maybank.

        Sehubungan dengan peningkatan kualitas aset, perseroan juga mampu mengurangi penyisihan kerugian penurunan nilai kredit sebesar 38,6% menjadi Rp1,3 triliun sepanjang 2018. Biaya overhead tetap terkendali dengan pertumbuhan marjinal sebesar 4% menjadi Rp6 triliun.

        Bank mencatat pertumbuhan kredit yang berkelanjutan sebesar 6,3% mencapai Rp133,3 triliun per 31 Desember 2018 dari Rp125,4 triliun tahun lalu. Kredit CFS nonritel, terdiri dari kredit UKM dan business banking tumbuh 10,9% mencapai Rp58,3 triliun per 31 Desember 2018 dari Rp52,6 triliun tahun lalu. Sementara kredit CFS ritel meningkat 3,1% mencapai Rp44 triliun per Desember 2018 dari Rp42,7 triliun tahun lalu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: