Direktur PT Bank Tabungan Nasional (BTN) R Mahelan Prabantarikso memperkirakan kebutuhan properti, khususnya tempat tinggal, tidak akan surut karena faktor bonus demografi. Hal ini dikatakannya dalam kuliah umum setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (5/3/2019).
Mengukitp kajian Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah milenial akan mencapai 90 juta jiwa pada 2020. Menurut Mahelan, para milenial yang masuk pada usia produktif akan menjadi tulang punggung ekonomi sekaligus menjadi target utama pasar properti Tanah Air.
"Ini merupakan peluang, apalagi?backlog?properti di Indonesia sekitar 11,4 juta unit yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah, pengembang properti, dan perbankan untuk memperbaikinya," kata Mahelan.
Baca Juga: BTN Gelar Literasi Properti Dukung Program Satu Juta Rumah
Mahelan memandang bahwa geliat sektor properti mulai membaik pada 2017-2018 setelah sebelumnya mengalami tekanan pada 2015-2016. Sejumlah faktor yang menekan ialah ketidakpastian politik, tingkat hunian rendah, dan perlambatan ekonomi.
"Di 2018 mulai membaik karena relaksasi kebijakan uang muka pembelian rumah dari Bank Indonesia, makin luasnya program sejuta rumah yang didorong subsidi pembiayaan perumahan dari pemerintah, dan makin pesatnya pembangunan infrastruktur yang mendukung perkembangan properti di sejumlah wilayah di Indonesia," kata Mahelan.
Khusus untuk pengembang yang kelak akan memasok kebutuhan rumah bagi masyarakat, BTN menggelar pelatihan properti, membuka program Mini MBA in Property, serta pendampingan bagi para pengembang muda yang memulai bisnisnya serta mengawasi proyek properti.
"Kualitas pengembang properti harus diperhatikan dan ditingkatkan karena saat ini marak pengembang properti bodong yang asal-asalan menggarap proyek properti yang berpotensi merugikan konsumen," ujarnya.
Baca Juga: Pengembang Properti Jadikan Milenial Sekedar Gimmick
Mahelan pun memprakirakan indeks harga rumah atau House Price Index (HPI) akan terus meningkat. Pasalnya meningkatnya jumlah penduduk, perkembangan sarana dan infrastruktur transportasi, memberi dampak pada permintaan rumah yang turut meningkat. Di sisi lain, jumlah lahan untuk perumahan makin tergerus.
Pada riset yang dibuat Housing Finance Center BTN, khusus wilayah Jawa Timur, BTN HPI mencapai 181,42 pada Q4 2018.? Sementara khusus HPI di Malang tercatat 167,71 pada Q4 2018, meningkat 6,95% dibandingkan periode yang sama pada 2017.
Peningkatan BTN HPI di Malang terdorong oleh tingginya backlog atau kurangnya pasokan perumahan dibandingkan kebutuhan rumah. Angka backlog di Malang tercatat sebanyak 18.577 unit. Sementara di Jawa Timur backlog tercatat sebanyak 909.544 unit.
Sebagai informasi, BTN HPI adalah indeks yang memaparkan perubahan harga rumah yang dibeli konsumen. HPI diracik tim riset Housing Finance Center (HFC) BTN memberikan gambaran lebih rinci mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat dengan metode matched sales menggunakan data penyaluran KPR BTN di seluruh wilayah di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: