Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BMKG: Hujan Es Bukan Mistis

        BMKG: Hujan Es Bukan Mistis Kredit Foto: Antara/Rahmad
        Warta Ekonomi, Banda Aceh -

        Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebutkan, hujan es disertai angin puting beliung yang menerjang Gampong (desa) Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, kemarin siang, merupakan salah satu fenomena hidrometeorologi biasa.

        "Itu, fenomena hidrometeorologi biasa. Bukan hal yang aneh, apalagi disangkut-pautkan dengan mistis.Terjadinya hujan es, tidak terlepas dari awan Cumulonimbus," kata Kepada Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Rabu.

        Baca Juga: Oh! Jadi ini Penyebab Terjadinya Hujan Es di Jakarta

        Dia mengatakan, hujan yang berbentuk kristal-kristal berukuran kecil atau berbentuk batu es kecil itu terjadi akibat terpenuhi beberapa syarat, ketika uap air turun menjadi hujan berada di lapisan atmosfer.

        Syarat utama, terangnya, yakni hujan tumbuh di dalam awan Comulonimbus, lalu memiliki dasar awan yang sangat rendah, dan terakhir bila di bawah permukaan awan maka suhunya sangat dingin.

        "Bila tiga syarat tersebut sudah terpenuhi, maka besar kemungkinan akan turun hujan berbentuk butiran es," katanya.

        Ia mengatakan, di dalam lapisan awan Comulonimbus terjadi perbedaan tekanan udara antara puncak awan dengan dasar awan yang sangat signifikan.

        Baca Juga: Hujan Es dan Puting Beliung Terjang Situbondo

        Ketika tekanan udara berada di puncak awan, lanjut dia, maka terjadi gaya dorong masa udara ke atas sangat kuat. Tapi bila di dasar awan mengalami tekanan rendah, maka akan terjadi gaya dorong sangat kuat ke bawah atau kepermukaan bumi.

        "Hal ini yang menyebabkan butir-butiran es di dalam awan Comulonimbus terdorong jatuh ke bumi, dan melewati udara dingin di bawah permukaan awan. Hingga butir-butiran es dari awan itu jatuh, dan tidak sempat mencair. Inilah yang disebut dengan hujan es," jelasnya.

        Seperti diketahui, bencana Hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi faktor cuaca, seperti banjir, longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, angin kencang, puting beliung, dan lain sebagainya.

        "Hujan es terjadi akibat awan Comulonimbus, maka bencana yang mungkin ditimbulkan. Antara lain, hujan lebat, kilat atau petir, angin kencang, dan juga puting beliung," tutur Zakaria.

        Baca Juga: Hujan Es Guyur Kota Depok

        Kemarin dilaporkan, peristiwa hujan batu es yang disertai angin kencang puting beliung telah "menerjang" satu Gampong (desa), yakni Lhok Keutapang di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh pada Selasa siang sekitar pukul 15.00 WIB.

        "Akibatnya, ada enam unit rumah masyarakat rusak. Di antaranya dua rusak berat, dua rusak ringan, dan dua lagi rusak ringan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek.

        Ia menambahkan, keenam unit rumah milik masyarakat yang rusak akibat hujan batu es, dan disertai angin kencang tersebut berada di Dusun Geunie, Gampong Lhok Keutapang.

        Sebanyak enam kepala keluarga dengan total 15 jiwa yang selama ini menempati rumah tersebut menjadi korban terdampak, akibat kedua peristiwa fenomena alam cukup jarang terjadi di provinsi paling Barat Indonesia ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: