Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Begini Pemanfaatan Blockchain untuk Fintech

        Begini Pemanfaatan Blockchain untuk Fintech Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Blockchain merupakan sebuah teknologi pengubah arus (game changer) yang memiliki dampak besar, berbagai sektor terdisrupsi dengan keberadaannya. Salah satu contoh nyatanya terdapat dalam terciptanya mata uang virtual cryptocurrency yang mendisrupsi mata uang konvensional.

        Hal itu membuat beragam sektor mulai menerapkan teknologi tersebut yang salah satunya sektor teknologi finansial (financial technology/fintech). Contoh pelaku fintech yang memanfaatkan blockchain adalah Alumnia, sebuah platform layanan urun dana (equity crowdfunding) yang berdiri sejak Oktober 2018.

        CEO Alumnia, Agus Wicaksono, pun mengibaratkan blockchain sebagai buku besar raksasa dunia yang menunjukkan sebuah transparansi untuk para investor.

        "Jadi, kami memakai teknologi blockchain, bisa lihat transaksi apapun di situ. Investasi yang ditaruh di sini bisa dilihat dan juga aman serta privasi terjaga," jelas Agus kepada Warta Ekonomi di Jakarta, belum lama ini.

        Baca Juga: 1 Lagi Fintech Equity Crowdfunding, Bentukan Alumni ITB, IPB, UGM, UI, dan Unbraw!

        Dengan blockchain, Alumnia bisa menerima investasi dari dalam dan luar negeri. Para investor luar negeri yang tertarik menanamkan modal di Alumnia memiliki dua opsi, yakni menggunakan mata uang kripto ethereum ataupun berinvestasi dalam bentuk rupiah.

        "Misal seseorang di Selandia Baru tertarik menginvestasikan dana di pembangunan ecotech energy house yang kami garap, bisa investasi dalam bentuk mata uang virtual ataupun rupiah. Kalau transfer dalam uang ethereum, jadi tak ada biaya transfer," sebutnya.

        Hal-hal yang bersifat kontekstual di platform Alumnia juga akan diotomatisasi menggunakan blockchain. Jadi, bila terjadi situasi tertemtu, bisa langsung ditangani secara otomatis oleh sistem.

        "Kalau mencapai kondisi tertentu, otomatis akan dilakukan sesuatu. Misal, dengan kondisi A, dividen Anda akan terbagi menjadi sekian, itu akan kami bentuk smart contract" tambah mantan pekerja di Chevron itu.

        Investasi di platform Alumnia sendiri akan diukur dalam bentuk emas. Sebab emas dinilai memiliki nilai (value) yang relatif stabil dan terlalu terpengaruh dengan fluktuasi inflasi. Platform itu juga ingin menunjukkan real economic value dari pertumbuhan investasi.

        "Misal ada yang membutuhkan Rp1 miliar, kami akan setarakan dengan berapa emas, jadi pertumbuhan akan dilihat dalam nilai emas. Kalau bicara berapa pertumbuhan investasi, 9% misal, itu akan digerogoti inflasi. Kalau emas, pertumbuhan 5% berdasarkan gold, itu nilainya riil," ujarnya.

        Baca Juga: Fintech Sektor Perikanan Ini Klaim Punya 3 Keunikan

        Tak hanya itu, pria lulusan Institut Pertanian Bogor itu juga menyampaikan blockchain akan menjadi kunci masa depan bagi semua pihak. Bahkan, pada 2020, Dubai akan memanfaatkan blockchain secara keseluruhan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: