Network-attached storage (NAS) disebut sebagai solusi akan permasalahan yang sering timbul pada layanan cloud publik. Berbeda dari layanan cloud publik, NAS merupakan arsitektur cloud privat yang menyediakan layanan sinkronisasi fail, ruang kolaborasi, aplikasi komunikasi perusahaan, layanan pesan, dan layananan lainnya sekaligus sehingga membantu bisnis meminimalkan risiko dan kerugian yang disebabkan oleh gangguan pada layanan cloud publik seperti Google Drive.
Chad Chiang, Synology Product Manager, mengungkapkan bahwa layanan cloud publik memang berbiaya rendah. Namun, begitu terjadi gangguan, maka kerugiannya pun akan sangat besar. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para pelaku bisnis untuk memiliki dan membangun sistem cloud privat mereka sendiri untuk memastikan layanan yang selalu maksimal dan otonomi dalam mengelola data.
Menurut Chad, layanan cloud memudahkan pengguna untuk bertukar data dan informasi, tetapi ada risiko tersendiri dalam penggunaan cloud publik. Namun, secara tidak sadar, pengguna menyerahkan kendali atas data-data penting mereka kepada pihak ketiga.
Baca Juga: Gara-gara Downtime Cloud, Perusahaan Merugi US$300.000
"Banyak perusahaan yang memercayakan informasi dan aplikasi penting mereka ke dalam cloud publik, dan mengalami konsekuensi yang tidak terduga," ujar Chad melalui siaran pers yang diterima Warta Ekonomi.
Terhadap persoalan tersebut, para penyedia software as a service (SaaS) memang bertanggung jawab untuk menyimpan data pengguna. Tetapi, seharusnya penggunalah yang bertanggung jawab penuh untuk menjaga keamanannya. Sebab, salah satu penyebab kehilangan data yang paling umum dalam skema SaaS adalah kelalaian pengguna dalam menghapus data, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Ketika terjadi pada dunia bisnis, insiden ini akan merugikan semua pihak. Layanan cloud publik biasanya hanya menyediakan durasi terbatas untuk menyimpan data pengguna sebelum hilang secara permanen. Oleh karena itu, untuk menjaga dokumen-dokumen penting selama bertahun-tahun, pengguna perlu menyimpan data mereka dari cloud publik ke NAS. Pelaku bisnis tidak perlu khawatir harus membayar biaya langganan atau biaya migrasi data yang mahal.
Untuk menghindari risiko kehilangan pada layanan cloud, saat ini telah ada banyak solusi back-up data yang telah dikembangkan. Namun, tetap saja, melakukan back-up data dari berbagai layanan cloud yang berbeda akan membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga. Karena itu, untuk menjaga efektivitas dan efisiensi dari back-up data, pengguna bisa mencadangkan datanya ke server dan melakukan pengelolaan dari satu interface saja.
Baca Juga: Hybrid Cloud Jawab Tantangan Platform Digital Masa Depan
Jenn Yeh, Synology Product Marketing Manager, mengatakan, saat ini, mengandalkan layanan dari cloud publik saja tidak cukup. Itu sama halnya seperti meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Solusinya, pengguna bisa mem-back-up data mereka dari cloud publik ke NAS untuk menjaga data-data penting seperti email, kontak, kalender, dan cloud drive.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: