Wirausahawan Wanita Kanada dan Indonesia Sama-sama Terkendala Masalah Ini
Lebih dari 30 wanita pengusaha, pemain ekosistem, pembuat kebijakan, dan pembuat perubahan berkumpul merayakan peluncuran proyek bantuan sektor perdagangan swasta (Trade and Private Sector Assistance/TPSA) Kanada-Indonesia dan laporan terbaru Angel Investement Network (Angin) bertema Tinjauan Pengusaha Wanita di Indonesia dan Kanada: Fokus pada UKM dan Perusahaan Baru.
Laporan ini adalah produk dari Pimpinan Angin, Valencia Dea, yang disponsori TPSA di The Conference Board of Canada (CBOC) di Ottawa, Maret-Mei 2018. CBOC adalah TPSA yang bermitra dengan Indonesia melalui Kementerian Perdagangan dan didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Urusan Global Kanada.
Pada acara tersebut, Valencia menyampaikan hal-hal penting dari laporan yang membahas tentang status kewirausahaan wanita di Kanada dan Indonesia. Laporan tersebut mengidentifikasi berbagai jenis kebijakan, program, dan solusi pembiayaan yang telah diterapkan para pemain ekosistem di Indonesia dan Kanada untuk mempromosikan dan mendukung wirausahawan wanita, terutama wanita di usaha kecil dan menengah (UKM) dan perusahaan baru.
Baca Juga: Karena Tekanan Global, Jumlah Pemimpin Perempuan Malah Meroket 12%
Kanada dipilih sebagai negara pembanding karena programnya yang luas dan beragam yang mendukung dan mempromosikan wirausahawan wanita. Dari Indeks MasterCard Pengusaha Wanita (MIWE) 2018, Kanada berada di peringkat ketujuh dari 57 negara pada kondisi yang mendukung pengusaha perempuan. Indonesia, sebagai perbandingan, berada di peringkat ke-30.
Menurut laporan itu, pemangku kepentingan Indonesia telah melakukan upaya berkelanjutan untuk mempromosikan dan mendukung kewirausahaan di Indonesia. Namun, hanya sedikit intervensi yang menangani tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh pengusaha wanita.?
Beberapa contohnya adalah proses (kebijakan) pengadaan gender yang adil dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), investasi dalam program dampak akselerator wanita, dan dana peluang perempuan dari SEAF (perusahaan pembiayaan).
"Memberdayakan wirausahawan wanita menjadi salah satu misi inti Angin. Oleh karena itu, kami sangat senang menghasilkan penelitian ini dengan proyek TPSA. Dalam laporan ini, kami memetakan berbagai jenis kebijakan, program, dan solusi pembiayaan untuk mendukung wirausahawan perempuan di Indonesia dan Kanada. Kami berharap laporan ini akan memberikan beberapa gagasan praktis kepada pemangku kepentingan yang relevan di Indonesia tentang kebijakan dan model program apa yang dapat diadopsi untuk mendukung wirausahawan perempuan," kata Valencia.
Menurut Karyana Hutomo dari Program Inkubator Universitas Binus, para aktor di akademisi perlu mengubah budaya universitas dan mendorong siswa untuk beralih dari studi pasif ke usaha aktif menjadi wirausahawan.
Sementara itu, Kepala Dana Publik Bekraf, Hanifah berbagi bahwa bank terikat oleh aturan ketat, apa yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan akses ke keuangan adalah dengan menghubungkan pengusaha dengan pendanaan alternatif, seperti Angin, dan mendukung keberadaan solusi alternatif ini.
Dari CBOC di Ottawa, Pakar Kesetaraan Gender Utama Proyek TPSA, Lota Bertulfo turut mengatakan, "Kanada berada di garis depan mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan selama beberapa dekade, baik di dalam negeri maupun dalam bantuan pembangunan di luar negeri. Proyek TPSA bertujuan untuk berkontribusi pada lingkungan yang lebih memungkinkan ekspor untuk UKM dipimpin wanita Indonesia. Laporan Valencia adalah bahan referensi yang ringkas, namun bermanfaat bagi pemangku kepentingan Indonesia dan Kanada dan memfasilitasi kedua negara untuk menciptakan lingkungan yang lebih memungkinkan ini."
Baca Juga: Ingin Sukses Jadi Wirausahawan Sosial? Simak 3 Kiat Jitu Ini!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti