Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Boeing Akui Ada Kerusakan Sistem di Seri 737 MAX 8

        Boeing Akui Ada Kerusakan Sistem di Seri 737 MAX 8 Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Boeing akhirnya mengakui kerusakan sistem pada jet seri 737 MAX 8 buatannya, sehingga membuat dua kecelakaan udara yang menewaskan ratusan penumpang dan awak pesawat.

        CEO Boeing, Dennis Muilenburg, mengatakan sangat jelas bahwa sistem manuver MCAS 737 MAX 8 berkontribusi pada kecelakaan pesawat Lion Air JT610 di Indonesia pada Oktober 2018 tahun lalu dan jatuhnya Ethiopia Airlines pada Maret 2019.

        "Penyelidik sudah lama mencurigai adanya kerusakan pada sistem Boeing 737 MAX 8 yang berperan dalam kedua kecelakaan tersebut," ujarnya dalam sebuah video yang di-posting, Kamis (4/4/2019).

        Baca Juga: Dilarang Terbang di Banyak Negara, Maskapai Ini Tak Batalkan Pesanan Boeing 737 Max

        Ia menambahkan, ada kesamaan yang jelas antara kedua kecelakaan tersebut. "Rincian lengkap dari apa yang terjadi dalam dua kecelakaan akan dikeluarkan oleh otoritas pemerintah dalam laporan akhir," katanya.

        "Jelas bahwa dalam kedua penerbangan itu Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, yang dikenal sebagai MCAS, diaktifkan sebagai tanggapan terhadap sudut informasi serangan yang keliru," lanjutnya sebagaimana dilansir RT, Jumat (5/4/2019).

        Sistem MCAS membaca sudut serangan 737 MAX (sudut hidung pesawat) melalui sensor yang dipasang di hidung. Jika hidung melayang terlalu jauh ke atas, sistem itu memanipulasi ekor untuk menjaga level pesawat dan menghindari terjadinya stall. Namun, para penyelidik dan pengungkap fakta Boeing mengklaim bahwa sensor tersebut dapat memberikan pembacaan yang salah, dan sistem dapat memberikan kompensasi yang berlebihan sehingga membuat pesawat menukik dengan kecepatan tinggi.

        Baca Juga: Soal Pertemuan dengan Boeing, Bos Garuda Tutup Mulut

        Pernyataan Muilenberg datang pada hari yang sama penyelidik Ethiopia menetapkan bahwa awak Penerbangan 302 "telah melakukan semua prosedur, berulang kali, disediakan oleh (Boeing), tetapi tidak dapat mengendalikan pesawat."

        Dikethaui, Ethiopian Airlines Penerbangan 302 jatuh tak lama setelah lepas landas pada 10 Maret, menewaskan semua 157 orang di dalamnya. Sedangkan pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut pada 29 Oktober 2018, menewaskan 189 penumpang dan awaknya.

        Partner Sindikasi Konten: Okezone

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Irfan Mualim
        Editor: Irfan Mualim

        Bagikan Artikel: