Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga Acuan

        BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga Acuan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) memberikan isyarat untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate. Tentunya dengan penyesuaian mengenai kondisi perekonomian terkini.

        Seperti diketahui, sejak terakhir kali menaikan suku bunga acuan pada akhir 2018 lalu, BI terus menahan suku bunga acuannya. Saat ini BI 7 Days Repo berada di level 6%.

        Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, mengatakan, BI Rate bisa saja diturunkan asalkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia stabil bahkan menurun. Pada tahun ini sendiri BI menargetkan CAD bisa mendekat 2,5%.

        "Intinya CAD itu angka kuartalan kan biasanya kuartal I rendah, kuartal II naik, seasonality-nya gitu. Kalau CAD kuartal I terkendali, kita lihat kuartal II bagaimana," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

        Baca Juga: Trump Kembali Desak The Fed Pangkas Suku Bunga

        Di sisi lain, pihaknya juga harus melihat kondisi perekonomian global. Khususnya kebijakan dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang memang menjadi acuan BI untuk menaikan turunkan suku bunga.

        The Fed sendiri pada tahun ini diperkirakan hanya akan menaikan suku bunganya sebanyak satu kali. Bahkan beberapa ekonom dunia justru memperkirakan jika The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya tahun ini.

        "The Fed kan juga gitu. lihat situasinya," ucapnya.

        Mirza menyebutkan, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor global. Sebab jika faktor internal, dirinya optimis CAD di kuartal II menurun. Salah satu penyebabnya adalah masuknya arus modal asing ke Indonesia. Dia yakin arus modal asing tahun ini bisa masuk sekitar US$20-26 miliar setelah pemilihan umum berlangsung.

        "Nantinya kalau pun turun kita pastikan tidak banyak. Kedua, kita harus pastikan bahwa pertumbuhan impor bisa dikendalikan," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: