Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Kembangkan Sawit Jadi Bensin dan LPG, Pertama di Dunia Loh!

        Indonesia Kembangkan Sawit Jadi Bensin dan LPG, Pertama di Dunia Loh! Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia. Selain dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar minyak jenis solar, kini sawit bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar jenis bensin (gasolin) maupun LPG (Liquified Petroleum Gas).

        Indonesia tengah melakukan penelitian tersebut, yakni melalui kerja sama Pertamina dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

        "Indonesia yang pertama mengembangkan sawit untuk bensin melalui co-prosessing. Minyak sawit dicampurkan ke kilang dengan proses cracking, menggunakan katalis Merah Putih, yang juga merupakan produksi anak bangsa, dan akan menghasilkan bensin dan LPG di akhir proses," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

        Dadan mengungkapkan, pemanfaatan sawit untuk bensin ini juga telah dilakukan di beberapa negara seperti di Amerika, Italia, dan UEA. Namun, yang dikembangkan di negara-negara tersebut adalah membuat pabrik baru yang dapat mengolah langsung sawit dengan bensin sebagai salah satu produknya.

        Baca Juga: Temui Otoritas Eropa, Darmin Protes Diskriminasi Sawit

        "Yang mereka kembangkan bukan co-prosessing, tapi standalone, dari sawit menghasilkan bensin. Untuk co-processing ini kita yang pertama," paparnya.

        Kelebihan lain dari co-prosessing ini, lanjut Dadan, Indonesia masih dapat menggunakan kilang eksisting sehingga lebih hemat dalam proses produksinya.

        "Yang digunakan adalah kilang eksisting, hanya ditambahkan proses di tengahnya untuk menghasilkan bensin dan LPG," imbuh Dadan.

        Terkait harga, Dadan mengungkapkan, bensin dari sawit ini nantinya masih akan tergantung dari harga bahan baku sawitnya.

        "Ada mekanisme yang saling menguntungkan pastinya, bisa melalui intensif atau bentuk lain, karena kita tahu hingga saat ini di lapangan kita tahu kalau harga minyak goreng selalu lebih mahal dari bahan bakar," tandasnya.

        Baca Juga: Soal Sawit, Pemerintah Bakal Laporkan Uni Eropa ke WTO

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: