Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ngeri... Bencana di Indonesia Punya Waktu Ulang Tahun

        Ngeri... Bencana di Indonesia Punya Waktu Ulang Tahun Kredit Foto: Antara/Umarul Faruq
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Bencana di Indonesia memiliki pola keberulangan atau populer disebut dengan istilah ulang tahun bencana.

        Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, mengingatkan masyarakat bahwa beberapa bencana di Indonesia kerap berulang. Ia menjelaskan ulang tahun bencana di Indonesia ada yang dalam periode lima tahunan, 10 tahunan, 100 tahunan, hingga ribuan tahun.

        "Longsor dan banjir kerap berulang setiap tahun. Gempa di Aceh berulang tiap dua ribu tahunan, di Padang berulang setiap seratus tahun, dan di Palu puluhan tahun," katanya di puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 yang di gelar di Sesko AU, Lembang, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).

        Baca Juga: BNPB Tawarkan Konsep Ini Hadapi Risiko Bencana, Apa Itu?

        Doni menyampaikan tren bencana di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun. Tercatat, pada tahun 2018 lalu jumlah kejadian bencana terjadi sebanyak 2.572 kali dan telah mengakibatkan korban manusia sebanyak 4.814 meninggal dan hilang, 21.064 orang luka-luka, serta 10,2 juta orang mengungsi.

        "Dengan memahami risiko maka kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sehingga risiko tersebut dapat diperkecil," sebutnya.

        Untuk itu, ia meminta perlu ada peningkatan pendidikan paling dini tentang kebencanaan mulai dari rumah-rumah. Dengan demikian, peran ibu dan perempuan menjadi sangat penting untuk menciptakan kesadaran dan kesiapsiagaan nasional guna menghadapi bencana.

        Selain pentingnya pendidikan dini, ia menyampaikan perempuan dan ibu memiliki sifat melindungi, aktif dalam kelompok sosial dan komunitas, serta juga merupakan sosok pembelajar.

        "Selama ini perempuan termasuk salah satu kelompok yang paling banyak menjadi korban bencana karena kurang pemahamannya akan risiko dan besarnya keinginan mereka untuk menolong keluarganya, namun belum memiliki kapasitas yang memadai," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cahyo Prayogo
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: