BNPB menawarkan konsep Pentahelix sebagai solusi untuk meningkatkan kapasitas serta memperkecil risiko bencana di Indonesia.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, menjelaskan penerapan konsep tersebut harus melibatkan lima pihak yakni akademisi (academician), pelaku bisnis (business), komunitas (community), pemerintah (government), dan media. Jika kelima unsur tersebut dapat bersinergi maka mitigasi risiko di Indonesia akan berjalan dengan baik.
"Kata kuncinya tetap sama: gotong royong yang merupakan implementasi dari sila Pancasila," katanya di puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 yang di gelar di Sesko AU, Lembang, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).
Baca Juga: Ridwan Kamil: Setengah Bandung Bisa Hancur Jika...
Doni mengingatkan tren bencana di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun. Tercatat, pada tahun 2018 lalu jumlah kejadian bencana terjadi sebanyak 2.572 kali dan telah mengakibatkan korban manusia sebanyak 4.814 meninggal dan hilang, 21.064 orang luka-luka, serta 10,2 juta orang mengungsi.
"Adapun, kerugian mencapai lebih dari Rp100 triliun, baik kerugian material maupun lainnya," pungkasnya.
Perlu diketahui, Pentahelix merupakan sebuah teori yang menekankan pada kolaborasi dari lima unsur. Kelima unsur tersebut yakni pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu menjalin kebersamaan untuk mencapai satu tujuan bersama. Pentahelix sendiri diambil dari kata penta yang berarti lima dan helix atau jalinan.
Kegiatan puncak peringatan HKB 2019 turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, 1.000 relawan bela alam, 400 anggota pramuka, dan 300 tamu undangan.
Pada acara puncak HKB diadakan deklarasi relawan bela alam, gladi lapang, MoU, video conference, peluncuran buku katalog potensi bencana, penyerahan hadiah lomba literasi kebencanaan, penanaman pohon, dan pemberian bibit pohon kepada relawan untuk ditanam di sepanjang 29 kilometer patahan Sesar Lembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo