Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, mengatakan dirinya bereaksi keras setelah mendapat informasi kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet. Sebab dinilai sebagai ancaman.
"Saya bereaksi keras waktu itu karena ada seseorang mengakui dianiaya apalagi dikenal bukan sebagai pribadi tapi di publik, aktivis teater, aktivis HAM, sering bicara di media. Tentu saya bereaksi cukup keras meminta aparat melakukan tindakan," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Fahri mengaku mendapat desas-desus soal penganiayaan Ratna, namun baru memberikan statement saat diwawancarai. "Rutin setiap pagi dihadang oleh media, karena itu ada ruang menyampaikan concern sebagai politisi DPR. Saya mengatakan aparat harus menindak tegas karena saya tentu membayangkan orang berumur 70 tahun dianiaya," jelasnya.
Baca Juga: Alasan Fahri Jadi Saksi Ratna, Menyejukkan
Reaksi yang sama disampaikan Fahri Hamzah dalam pertemuan di sebuah restoran di Cikini pada 2 Oktober malam. Fahri Hamzah saat itu mengaku diundang sejumlah aktivis untuk memberikan pernyataan bersama soal penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Ini memprihatinkan dan harus diproses cepat, dan menimbang posisi beliau sering bersuara kritis kepada pemerintahan, saya kira itu sejarah beliau, keluarga beliau keluarga aktivis, menyampaikan keprihatinan soal publik suatu hal biasa," terangnya.
"Kalau mengalami penganiayaan, saya sebagai orang aktivis yang biasa memberikan komentar, tentu kami melihat sebagai ancaman dan harus ditangani secara cepat," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: