Layanan finansial teknologi (fintech) Bizhare menagetkan untuk menggarap sekitar 10% pangsa pasar investasi di industri waralaba (franchise) yang bernilai sekitar Rp7,5 triliun untuk satu tahun.
Bizhare menyediakan layanan urun dana lewat penawaran saham berbasis teknologi informasi (equity crowdfunding). Perusahaan rintisan (startup) itu memang berfokus untuk mendanai bisnis waralaba, meski pada awalnya hanya fokus pada UMKM.
"Rencananya kami targetkan 10% dari market size tersebut untuk pertama kali. Ke depannya kami akan maju ke market yang lebih besar," ujar CEO Bizhare, Heinrich Vincent di wilayah Kuningan, Kamis (9/5/2019).
Sejak April 2018 hingga saat ini, Bizhare telah mengumpulkan dana investasi bisnis sebesar Rp13 miliar. Sementara itu, total jumlah investor terdaftar ada 17.040 orang.
Baca Juga: Fintech Bizhare Berikan Layanan 'Patungan Digital' untuk Pelaku Usaha Franchise
Vincent menambahkan, "Jumlah investor itu dari seluruh Indonesia, yang paling jauh ada dari Papua dan Aceh."
Ada 638 pengajuan pendanaan yang masuk ke platform Bizhare. Adapun perusahaan menerima dua jenis pengajuan pendanaan, yakni pembukaan bisnis franchise baru dan pendanaan ekspansi bisnis.
"Masih banyak pengajuan pendanaan yang masih kami do delligence, istiliahnya, untuk kemudian kami persiapkan, sambil proses memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," papar sang pendiri kepada Warta Ekonomi.
Perusahaan yang memulai bisnisnya sejak April 2018 itu telah menyalurkan pendapatan pasif senilai Rp1,2 miliar per tahun. Tak hanya itu, mereka juga menargetkan untuk meningkatkan 2 ribu lapangan kerja di tahun ini.
Di luar itu, Bizhare juga telah berkolaborasi dengan Young on Top (YoT) untuk membantu 600 ribu anak muda di dalamnya agar bebas finansial.
Baca Juga: Baba Rafi-Bizhare Tawarkan Investasi Crowdfunding
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: