Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyetujui pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp1,2 triliun. Nilai tersebut setara dengan 50% dari laba bersih Kalbe Farma tahun lalu.
Secara nilai, besaran dividen per saham yang dibayarkan Kalbe Farma ialah sebesar Rp26 per saham, atau dividen yield sebesar 1,96% mengingat harga saham rata-rata KLBF saat ini berada di level Rp1.324 per saham.
Penjualan bersih Kalbe Farma tahun lalu tercatat sebesar Rp21,07 triliun atau tumbuh 4,4% dibandingkan dengan penjualan bersih tahun sebelumnya Rp20,18 miliar. Laba bersih tumbuh 2,2% menjadi Rp2,46 triliun dari tahun sebelumnya Rp2,40 triliun.
Sementara untuk tahun ini Kalbe Farma menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp1,2 triliun-Rp1,5 triliun. Perusahaan menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 6%-8%. Pertumbuhan itu akan disokong oleh sejumlah inovasi, yakni memproduksi obat dengan teknologi biotech, pembangunan pabrik baru, dan penambahan anggaran riset atau research and development (R&D).
Baca Juga: Kalbe Farma Tebar Dividen Rp1,22 Triliun
"Untuk menunjang inovasi kami siapkan anggaran sekitar tambahan Rp500 miliar untuk tahun depan karena menyongsong era digital dengan asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS di tahun ini," Direktur Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata usai RUPST di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Direktur Utama Kalbe Farma, Vidjongtius menjelaskan, salah satu strategi Kalbe Farma yang dijalankan adalah mengembangkan produksi obat menggunakan teknologi biologi (biotech). Kalbe Farma berkolaborasi dengan perusahaan China, Shandong Kexin untuk transfer teknologi dan bekerja sama membentuk perusahaan patungan dengan Korea Selatan, Genexine.
"Kami kolaborasi dengan pemain dari China dan Korsel. Pabriknya sudah siap Februari tahun lalu. Diharapkan secara fisik siap akhir tahun ini dan bisa produksi komersial sehingga awal tahun depan siap produksi dengan bahan baku lokal," urai Vidjong.
Selain itu, Kalbe Farma juga menambah anggaran R&D menjadi Rp250 miliar-Rp300 miliar di tahun ini dari sebelumnya Rp244 miliar di tahun lalu. Riset ini dilakukan di antaranya untuk obat-obat biolog yang bisa dipakai untuk peserta BPJS Kesehatan dan obat herbal.
Baca Juga: Kalbe Luncurkan Tiga Produk Baru Suplemen dan Makanan
Saat ini, kontribusi ekspor terhadap pendapatan Kalbe Farma baru mencapai 5%-6%. Dalam kurun waktu 3-5 tahun, Kalbe Farma menargetkan kontribusi ekspor bertambah menjadi 10%. Namun, diakui saat ini perseroan masih melakukan impor bahan baku. Kegiatan impor yang secara langsung berkaitan dengan transaksi mata uang asing sekitar 40% dari harga pokok.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: