Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menteri Retno Kembali Bahas Situasi Palestina di Hadapan PBB

        Menteri Retno Kembali Bahas Situasi Palestina di Hadapan PBB Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Luar Negeri kembali melakukan briefing dengan 15 anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa -Bangsa (DK PBB) terkait situasi di Timur Tengah, khususnya Palestina, Rabu (22/5/2019).

        Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi dalam memimpin briefing-nya mengatakan, konflik berkepanjangan di Timur Tengah memiliki dampak besar bagi perdamaian dan stabilitas kawasan dan global.

        "Oleh karenanya DK PBB harus dapat menghasilkan progres riil dalam penyelesaian isu Timur Tengah, khususnya Palestina," ujarnya seperti ditulis republika, Kamis (23/5/2019).

        Pada pertemuan itu, Retno memberikan perhatian khusus terhadap situasi Palestina. Sejak pertemuan (briefing) yang sama bulan Januari lalu, situasi di Timur Tengah, khususnya di Palestina bukan membaik, namun memburuk.

        Baca Juga: Indonesia Terus Suarakan Perdamaian Palestina di PBB

        Ia menekankan tiga hal yang penting untuk diperhatikan. Pertama, memberikan perlindungan bagi penduduk sipil Palestina. "Dari laporan komisi independen awal tahun ini, ada banyaknya pelanggaran HAM oleh negara penduduk, termasuk kekerasan terhadap media dan pekerja kehesatan di Palestina. Untuk itu, ditekankan pentingnya perlindungan internasional bagi masyarakat sipil Palestina," jelasnya.

        Kedua, perlunya mengambil langkah konkret mengatasi situasi kemanusiaan di Palestina, termasuk upaya memperbaiki situasi ekonomi dan sosial. Karenanya menghargai berbagai program UNWRA dalam memperbaiki situasi kemanusiaan rakyat Palestina dan kesiapan Indonesia untuk terus mendukung.

        Ketiga, proses perdamaian harus dimulai kembali. Perlu segera dibentuk proses perdamaian yang kredibel, yang memastikan kesetaraan semua pihak dalam perundingan. "Bagi Indonesia, tidak terdapat alternatif lainnya selain ?solusi dua negara," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Irfan Mualim
        Editor: Irfan Mualim

        Bagikan Artikel: