Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar AS Linglung dan Rupiah Bermuram Durja, Duh Sayang!

        Dolar AS Linglung dan Rupiah Bermuram Durja, Duh Sayang! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mata uang Paman Sam, dolar AS, sedang terombang-ambing dalam ketidakpastian global. Di satu sisi, harga dolar AS saat ini terbilang murah sehingga berpotensi untuk diburu oleh investor. Namun, di sisi lain, dolar AS terbebani oleh sentimen negatif yang datang dari The Fed sehingga justru memperberat langkah dolar AS untuk menanjak ke utara.

        Sebagai informasi, The Fed saat ini terbilang sedang menghembuskan sentimen positif bagi mata uang dunia. Potensi dolar AS untuk tertekan semakin besar setelah muncul wacana The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2 hingga 2,5% pada Juli 2019 mendatang.

        Baca Juga: Mulai Ciut, Balas Dendam Rupiah ke Dolar AS Tak Bertahan Lama?

        Hal itu tentu saja tidak baik bagi dolar AS, sebab, penurunan suku bunga berdampak negatif terhadap daya beli investor global pada aset-aset investasi berbasis dolar AS. Semakin kecil suku bunga, semakin kecil pula keuntungan investasi yang didapat.?

        Atas dasar hal itu, dolar AS bergerak variatif dnegan kecenderungan melemah di pagi ini. Dolar AS hanya unggul di beberapa mata uang Asia, seperti won (0,25%), rupiah (0,18%), dolar Taiwan (0,16%), dan yuan (0,04%).?

        Baca Juga: Celaka! Dolar AS Jadikan Rupiah Tawanan!

        Di kala mayoritas mata uang Asia menggempur dolar AS, rupiah justru bermuram durja. Sebab, kini mata uang garuda itu menduduki posisi ketiga terlemah di Asia setelah dibuka stagnan Rp14.230 pagi tadi.?Rupiah hanya mampu unggul tipis di hadapan won sebesar 0,08% dan Ringgit sebesar 0,06%.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: