Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ambisi Papua Nugini: Jadi Negara Kulit Hitam Terkaya di Dunia, Akankah?

        Ambisi Papua Nugini: Jadi Negara Kulit Hitam Terkaya di Dunia, Akankah? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Papua Nugini memiliki ambisi yang kuat untuk menjadi negara kulit hitam terkaya di dunia dalam 10 tahun. Namun, ambisi tersebut cukup menyulitkan.

        Jika menengok dari segi ekonomi, Papua Nugini masih menduduki peringkat ke 153 dari 189 negara di dunia. Selain itu, ada dua negara kulit hitam yang lebih terindustrialisasi daripada Papua Nugini, yakni Trinidad dan Tobago.

        Lebih rumitnyanya lagi, kedua negara tersebut memiliki persentase ekonomi sebesar 833 persen lebih baik dari Papua Nugini.

        Baca Juga: Ini Dia Pengusaha Berkulit Hitam Paling Sukses di Dunia

        Ambisi besar ini dilontarkan oleh Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape. Namun, ambisis tersebut mendapat banyak keraguan. Beberapa orang yang pesimis dengan gembar-gembor Marape menyebut janjinya itu adalah sesuatu yang dibuat-buat.

        Jika ingin mengalahkan negara-negara kulit hitam ini, maka pertumbuhan Papua Nugini mesti memecahkan rekor dunia. Negara itu perlu tumbuh 30 persen per tahun, setiap tahunnya, selama 10 tahun.

        Untuk mencapai ambisinya itu, Marape sepertinya menaruh harapan pada peningkatan pendapatan atas gas alam. Ia mengisyaratkan kemungkinan akan menegosiasi ulang kontrak gas alam cair (LNG) dengan Total dan ExxonMobil.

        Baca Juga: Moran, Satu-Satunya Wanita Berkulit Hitam di Antara Orang Terkaya di Inggris

        Ia akan menggandakan produksi gas alam nasional agar lebih bermanfaat bagi perekonomian lokal. Dia juga berjanji untuk menghentikan ekspor kayu keras yang belum diproses dan mengatasi korupsi.

        Namun, tak semudah ucapannya. Strategi tersebut juga mengandung risiko. Pasalnya, selama ini Papua Nugini terlalu bergantung pada industri gas alam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: