Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kepemilikan China, Jepang, dan Rusia atas Surat Utang AS Terus Merosot

        Kepemilikan China, Jepang, dan Rusia atas Surat Utang AS Terus Merosot Kredit Foto: Shotbycerqueira
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Data yang dirilis oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa investor asing terus menurun. Yang paling tajam penurunannya adalah Rusia, yang mempercepat pengurangan surat utang AS pada April dengan mengurangi kepemilikan mereka pada surat utang negara tersebut sebesar US$29,5 miliar.

        Seperti dilansir dari laman rt.com, Rusia memangkas stok surat utang AS sebesar US$1,6 miliar. Kepemilikan Rusia menurun dari US$13,7 miliar di Maret menjadi US$12,1 miliar di April. Angka itu terendah sejak Mei 2007 ketika kepemilikan Rusia atas utang AS mencapai US$11,8 miliar.

        Baca Juga: Ternyata Investor Terbesar dalam Ekonomi Rusia adalah AS

        Pernah menjadi pemegang utama obligasi negara AS, Rusia telah mengurangi kepemilikannya dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini telah memangkas hampir 85% saham senilai US$96,9 miliar pada Januari 2018. Penurunan ini bahkan lebih signifikan dari 2010, ketika Rusia memiliki lebih dari US$170 miliar dalam utang obligasi AS.

        Data menunjukkan bahwa China, kreditor AS terbesar, juga telah memangkas sahamnya pada April ke level terendah sejak Mei 2017. Kepemilikan surat berharga China menurun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi US$1,113 triliun pada April, dari US$1,120 triliun pada bulan sebelumnya. Negara ini masih tetap merupakan pemegang asing terbesar dari US Treasury.

        Baca Juga: Bye bye USD, Kami Menggunakan Ruble dan Yuan

        Pemegang utang non-AS terbesar kedua, Jepang, juga mengurangi kepemilikannya pada April, menjadi US$1,064 triliun dari US$1,078 triliun pada bulan sebelumnya.

        Statistik menunjukkan bahwa kepemilikan asing secara keseluruhan pada US Treasury turun menjadi US$6,433 triliun di April, dari US$6,473 triliun di Maret.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: