Bank Indonesia (BI) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 mencatat surplus 0,21 miliar dolar AS, membaik dari kondisi bulan sebelumnya yang mencatat defisit 2,28 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, surplus neraca perdagangan tersebut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.
"Surplus neraca perdagangan nonmigas ditopang oleh ekspor nonmigas yang meningkat dan impor nonmigas yang menurun. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas yang menurun dipengaruhi meningkatnya ekspor migas dan menurunnya impor migas," ujarnya di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Baca Juga: Ekspor Melemah, Neraca Perdagangan April Kembali Defisit
Dijelaskannya, neraca perdagangan nonmigas Mei 2019 mengalami surplus 1,19 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya mencatat defisit 0,79 miliar dolar AS. Perkembangan positif tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas yakni dari 12,37 miliar dolar AS pada April 2019 menjadi 13,63 miliar dolar AS.
"Peningkatan terutama terjadi pada komponen lemak dan minyak hewani/nabati, perhiasan/permata, serta bahan bakar mineral," ungkapnya.
Di sisi lain, impor nonmigas tercatat sebesar 12,44 miliar dolar AS, menurun 0,72 miliar dolar AS (mtm) dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, serta mesin/pesawat mekanik.
Sementara itu, neraca perdagangan migas tercatat defisit 0,98 miliar dolar AS pada Mei 2019, membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar 1,49 miliar dolar AS. Onny bilang, perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor migas, dari 0,74 miliar dolar AS pada April 2019 menjadi 1,11 miliar dolar AS pada Mei 2019.
"Peningkatan terutama didorong oleh komponen ekspor gas sejalan peningkatan volume ekspor, di tengah penurunan harga ekspor gas," ucapnya.
Di sisi lain, impor migas menurun dari 2,24 miliar dolar AS menjadi 2,09 miliar dolar AS pada Mei 2019. Penurunan impor migas terutama terjadi pada komponen hasil minyak dan gas, sejalan dengan menurunnya volume ekspor kedua komponen tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Onny menilai surplus neraca perdagangan pada Mei 2019 berdampak positif terhadap prospek neraca transaksi berjalan 2019, yang diprakirakan defisit dalam kisaran 2,5%?3,0% terhadap PDB.
"Ke depan, BI dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat menjaga stabilitas eksternal, termasuk prospek neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: