MR DIY, brand asal Malaysia dengan bisnis ritel peralatan rumah tangga, semakin ekspansif. Saat ini perusahaan yang baru berusia 14 tahun ini telah memiliki 800 gerai yang tersebar di lima negara, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Brunei.
Indonesia menjadi salah satu pasar potensial bisnis MR DIY. Hadir pada 2017, di tahun pertama baru membuka 10 gerai dengan fokus pasar Jabodetabek. Melihat sambutan yang bagus dari masyarakat, di tahun kedua, 2018, perusahaan menambah gerai menjadi 73 gerai. Pertumbuhan gerai masih berlanjut di tahun ini hingga kuartal kedua telah bertambah menjadi 100 gerai.
Gerai ke-100 di Indonesia dibuka di Pluit Village Mall, grand launching dilakukan Selasa (25/6/2019). Beberapa kota yang menjadi target penambahan gerai baru masih kota-kota yang sama, seperti Jabodetabek, Bandung, Jogja, Gresik, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Palembang, Sulawesi, Manado, Makassar, Kendari, dengan menyasar mal-mal lain di kota-kota tersebut. Kota-kota baru, di antaranya Lampung, Banjarmasin, dan Palangkaraya.
Baca Juga: Kisah Wanita Pemilik 180 Toko Ritel Busana, Kekayaannya Capai Triliunan
Cyril Noerhady, CEO MR DIY Indonesia, mengungkapkan, pertumbuhan gerai yang pesat menjadi salah satu strategi bisnis perusahaan, yakni menjadi besar dengan memperbanyak jaringan. Hingga 2020, perusahaan menargetkan penambahan gerai menjadi 1.000 gerai dengan pertumbuhan antara 60-80 per tahun.
Strategi berikutnya adalah avordibility. MR DIY dengan fokus bisnis ritel alat rumah tangga menyediakan berbagai pilihan kebutuhan. Terdapat 10 kategori, mulai dari perkakas, peralatan rumah tangga, perallatan listrik, aksesoris mobil, perhiasan dan kosmetik, kado dan serba-serbi, alat tulis dan olahraga, mainan anak, dan aksesoris komputer dan HP. Dengan total ada sekitar 12.000 item barang.
"Fokusnya, kalau belanja itu kalau ada masalah di rumah, perginya ke DIY semuanya ada,"?ujar Cyril.
Nama DIY kepanjangan dari Do it Yourself, menurut Cyril, memberikan ide produk-produk apa saja yang harus dijual di toko tersebut. Misal ketika seorang ibu rumah tangga sedang memasak menjatuhkan telur dan pecah, maka telur itu harus dimasak menggunakan panci seperti apa.
Satu lagi, menurut Cyril, MR DIY memberikan harga murah untuk setiap produk yang dijual. Dengan demikian, ketika masyarakat menginginkan berbelanja dengan produk-produk yang terjangkau, MR DIY menjadi solusi. Harga-harga yang terjangkau, namun berkualitas di antaranya dipenuhi oleh produsen lokal, sehingga produk yang dijual bisa murah.
Baca Juga: Bukan E-Commerce, Ternyata Ini Penyebab Lesunya Ritel Konvensional
Roy Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, yang hadir dalam peresmian gerai baru MR DIY menangkap, konsep baru yang dihadirkan oleh perusahaan tersebut membuat bisnisnya menjadi bertumbuh. Yakni gerai yang tidak terlalu besar, hanya sekitar 500 meter persegi. Dengan demikian, terjadi efisiensi, bisa dibuka di mal yang ramai, dan masyarakat yang datang mudah menemukan barang.
Menurut Roy, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini 5% secara keseluruhan bagus. Inflasi juga stabil, sehingga daya beli masyarakat tinggi. Kompetisi ritel di Indonesia memang sangat ketat. Untuk menjadi pemenang, perusahaan harus mengikuti siklus perubahan, memanfaatkan teknologi, dan perilaku konsumen.
"Pola belanja, customer behavior, yang dilakukan DIY patut dicontoh. Luasan toko yang compaq, jadi syarat bertahan. Compaq artinya tak terlalu besar 5.000 m2, tapi juga tak terlalu kecil. Untuk bisa menjawab perilaku yang berubah, ingin belanja cepat, beli dan pergi," ujar Roy.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti