Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fokus Mining dan Manufacturing, TIRA Genjot Pertumbuhan 22%

        Fokus Mining dan Manufacturing, TIRA Genjot Pertumbuhan 22% Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sepanjang 2018 PTTira Austenite (TIRA) Tbk berhasil membukukan kinerja positif. Penjualan bersih tumbuh 17,97% dari Rp243,36 miliar menjadi Rp287,10 miliar. Dari hasil tersebut, perusahaan berhasil meraup laba bersih Rp885 juta, dari tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian Rp10,11 miliar.

        Selo Winardi, Presiden Direktur TIRA menjelaskan, laba perusahaan tahun lalu didorong oleh pertumbuhan bisnis yang cukup bagus. Di antaranya kontribusi terbesar dari segmen baja, yang sebelumnya terpuruk, mengalami kebangkitan, tumbuh 24% melewati target perusahaan.

        Pasar yang menjadi faktor eksternal, lanjut Selo, sangat berpengaruh karena beberapa segmen yang menjadi fokus sedang bagus. Seperti batu bara, tahun kemarin banyak yang panen sehingga banyak perusahaan yang melakukan pengembangan. Pasar lainnya yang turut menyumbang, antara lain Power Plant Group dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Palm Oil.

        "Selain itu dari sisi internal, kami memperbaiki supplay chain dan menjalin kerja sama dengan prinsipal luar negeri," ujar Selo.

        Baca Juga: Tira Andalan Steel Lakukan Perubahan Komisaris dan Direktur

        Tahun ini, lanjut Selo, prospek bisnis masih cukup bagus. Perusahaan sendiri secara total menargetkan pertumbuhan 22%, yang akan disumbang dari baja 21%, gas 10%, dan manufaktur 20%. Selain itu, juga ada beberapa pengembangan, namun tidak menjadi target, tapi bisa menjadi safety net.

        "Bukan tanpa kendala, kami juga harus mewaspadai fluktuasi valas, kami juga berharap kebijakan pemerintah tidak berubah," jelas Selo.

        Selo juga berharap pertumbuhan akan didorong oleh beberapa pengembangan perusahaan yang telah dijalankan sejak tahun lalu. Di antaranya bekerja sama dengan Hamana Works Co Ltd (85%) dan PT Tira Austentie Tbk (15%), membentuk perusahaan joint venture PT Hamana Works Tira Indonesia (HWTI).

        Perusahaan ini telah membangun pabrik di Tegal dan saat ini sedang tahap instalasi mesin-mesin produksi. PT HWTI saat ini telah memproduksi satu unit car carrier sebagai mock-up product sebelum mulai produksi dalam jumlah besar.

        Baca Juga: TIRA Kucurkan Dana Rp250 Juta untuk Akuisisi Saham BCI

        Pengembangan lainnya, PT Alpha Austenite sebagai anak usaha PT Tira Austenite Tbk telah melakukan proses joint venture dengan PT Stahlindon Engineering untuk membuat exotic alloy manufacturing company di Cileungsi, Bogor dengan nama PT Tira Stahlindo Indonesia (TSI) dengan komposisi saham 60% PT Alpha Austenite dan 40% PT Stahlindo Engineering.

        Anak perusahaan lainnya, PT GLS juga telah menjalin kerja sama dengan prinsipal dari Jerman (Syntelix AG) untuk pemasaran produk metal implant for bone ke pasar kedokteran/kesehatan. Saat ini sudah memeroleh perizinan dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kesehatan sehingga akan segera dimulai tahapan komersialisasi untuk penjualan produk syntellix di pasar Indonesia.

        Satu lagi, untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi dunia, perseroan telah mengakuisisi 20% saham PT Batam Citra International yang berlokasi di Batam. Selanjutnya, perseroan berencana mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan peluang bisnis di Batam sehubungan dengan perubahan pola perdagangan global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: