Jika predikat miliarder tertua di dunia jatuh ke tangan Chang Yun Chung, berusia 100 tahun, miliarder perkapalan asal Singapura. Di urutan kedua, ada nama Marcel Adams, berusia 98 tahun yang meraih kesuksesan di Kanada.
Mengutip dari Time, ada kisah menarik di balik kesuksesan Adams. Dengan umurnya yang hampir satu abad ini, tentu perjalanan hidup yang ia jalani telah begitu panjang.
Baca Juga: Ini Dia Miliarder Paling Tua di Dunia, Hobinya: Ngantor
Adams merupakan salah satu dari orang yang selamat saat Perang Dunia II. Ia merasakan sendiri kekejaman pasukan Nazi kala itu. Adams merupakan orang berkeyakinan yahudi, yang lahir di Rumania tahun 1920.
Kala itu, kepercayaannya begitu didiskriminasi. "Perang tersebut adalah sebuah mimpi buruk. Saya kehilangan tiga tahun kehidupan saya, ratusan ribu orang tewas sia-sia, dan Rumania menghancurkan dirinya sendiri," kenang sang?miliarder.
Tak terbunuh, Adams berhasil melarikan diri ke Israel di tahun 1944. Di sana ia ikut berjuang di Perang Kemerdekaan Israel, dan lanjut berpindah ke Kanada pada 1951.
Saat baru pindah ke Kanada, Adams bekerja di industri leather. Tak berselang lama, ia pun beralih profesi di sektor?real estate. Ia pertama kali membeli lahan lewat tabungannya, kemudian mendirikan Iberville Developments.
Baca Juga: Masuk Jajaran Miliarder Elite, Siapa Bernard Arnault Sebenarnya?
Setelah berhasil menjayakan perusahaannya tersebut, kesuksesan pun menghampirinya. Perusahaan itu mengelola 743.224 meter persegi lahan yang di atasnya dibangun pusat perbelanjaan, ruang kantor, properti industri, dan aset residensi.
Selain itu, Mal tersebar di Quebec, Galeries de la Capitale, juga dikembangkan Adams.?Sang?miliarder masih belum melupakan beratnya hidup di bawah Nazi, dan sekarang??terkenal sebagai miliarder yang gemar beramal.
Dengan kekayaannya yang mencapai US$1,7 miliar atau sekitar Rp23,8 triliun, Adams dikenal sebagai seorang filantropis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: