Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tsani Annafari, Penasihat Antirasuah Ikut Capim KPK

        Tsani Annafari, Penasihat Antirasuah Ikut Capim KPK Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penasihat lembaga antirasuah, Mohammad Tsani Annafari ikut mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

        Tsani mengatakan, dirinya ingin memberikan penghormatan dan menyerap aspirasi dari rekan-rekan, pegawai, penasehat, dan pimpinan KPK.

        "Jadi saya tentu ke sini dengan sepengetahuan kelima pimpinan dan juga dorongan dari beliau-beliau dan juga tentu saja yang sangat saya hargai adalah dorongan dari rekan-rekan di internal KPK," kata Tsani di Setneg, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

        Baca Juga: KPK Periksa Dirut PT Petrokimia Gresik, Kasus Apa?

        Tsani mengatakan, dirinya maju sebagai capim KPK atas inisiatif pribadinya. Dia mengklaim tidak akan menggunakan sumber daya lembaga antirasuah dalam pencalonan ini.

        "Saya antarkan ke sini. Saya tidak gunakan resource KPK karena ini memang urusan saya. Dan tentu yang penting kita hormati prosedur di dalam. Jadi saya sebelum mendaftar, saya mengajukan izin ke lima pimpinan. Saya juga menghadap kelima limanya untuk berdiskusi," paparnya.

        Tsani juga telah meminta izin kepada Sekjen Kemenkeu Hadiyanto sebelum mendaftar ke Pansel Capim KPK.

        Ia ingin KPK fokus dalam pencegahan dan manajemen organisasi di dalam bila terpilih sebagai pimpinan lembaga antirasuah.

        Baca Juga: Dua Muka Lama Komisioner Mendaftar Capim KPK

        "Jadi kita perlu KPK ini makin matang sebagai organisasi. Dan kita ingin jadi contoh. Misalnya pengelolaan tata kelola anggaran. KPK harus punya e-Planning dan e-Budgeting yang bagus. Yang itu bisa ditiru oleh lembaga yang lain. Pengelolaan SDM. Karena SDM ini sensitif, kita harus punya sistem yang bisa memastikan pegawai terpenuhi hak dan kewajiban," urai dia.

        "Hak Misalnya harus tahu career path ke mana. Dan kemudian kira-kira ke depan dia mau jadi apa. Kewajibannya, tentu saja mereka harus dinilai KPI (Key Performa Indicator-red). Kalau mereka bekerja baik dapat reward, kalau tidak jalankan ya punishment," lanjut Tsani.??

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: