Adopsi penyimpanan berbasis awan (cloud) sudah cukup tinggi, mencapai 64% dalam portofolio teknologi dan informasi saat ini, menurut IDC. Implementasi itu berupa publik (public cloud) ataupun pribadi (private cloud).
Country Manager PT Red Hat Indonesia, Rully Moulany pun mengatakan, adopsi teknologi itu di Indonesia juga sudah cukup tinggi. Namun, ia tak memberikan indikasi data dari tingkat adopsi cloud di Indonesia itu.
"Cloud itu adopsinya di Indonesia sudah cukup tinggi. Hanya saja masih fragmented alias bervariasi karena amat sangat banyak pemainnya, baik dari lokal maupun global," kata Rully ketika ditemui di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Baca Juga: Masuk ke Indonesia, Huawei Cloud Lakukan Ini
Di lain sisi, adopsi cloud di Indonesia masih terhalang oleh rasa ragu konsumen terhadap penyedia layanan. Sebab, pemakaian komputasi awan dari satu operator dalam jangka panjang dapat berujung sulitnya memindahkan data saat pengguna ingin mengganti layanan.
Kemudian, Rully menjelaskan, "Kalau sudah keenakan pakai satu provider, pindahnya susah sekali. Dengan kata lain, terjebak. Karena itu, kami memainkan peran di hybrid cloud yang memungkinkan pilihan kembali lagi ke tangan pengguna."
Red Hat merupakan penyedia solusi platform terbuka global. Baru-baru ini, Red Hat memperkenalkan produk enterprise Linux 8 dan Red Hat OpenShift 4.
IDC memperkirakan, piranti lunak dan aplikasi yang menggunakan Red Hat Enterprise Linux (RHEL) akan mencapai US$10 triliun dari seluruh pendapatan bisnis global. Bahkan, ekosistem RHEL diklaim lebih besar 20 kali lipat dari pendapatan total Red Hat sebagai perusahaan.
Baca Juga: 4 Platform Bisnis Berbasis Cloud Ini Berkonsolidasi Dukung Digitalisasi UKM Indonesia
Perusahaan itu juga memprediksi, ekosistem RHEL akan berkontribusi lebih dari US$80 miliar terhadap pendapatan ekosistem pada 2019.
Hari ini, Red Hat juga mengumumkan Red Hat Hybrid Cloud Series di seluruh Asia Pasifik. Perusahaan itu akan menjelajahi 11 negara di kota-kota besar di Asia, seperti Beijing, Bangkok, Hong Kong, Jakarta, Kuala Lumpur, Mumbai, Manila, Seoul, Singapura, Taipei, dan Tokyo.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: