Saingi OYO, RedDoorz Targetkan 1 Juta Pesanan Hingga Akhir 2019
Platform pemesanan dan manajemen hotel, RedDoorz, menargetkan jumlah pemesanan kamar sebanyak 1 juta kali hingga Desember 2019 sebagai bentuk dari peningkatan bisnis, menurut pernyataan resmi perusahaan.
Hingga Juli 2019, RedDoorz bertumbuh lima kali lebih besar dari tahun sebelumnya dengan daerah operasi mencapai 52 kota di empat negara Asia Tenggara. Belum lama ini, perusahaan rintisan itu mencatatkan 500 ribu pemesanan kamar
"Kami ingin bangun atmosfer bisnis sehat dan berkelanjutan dengan fundamental kuat. Wilayah kami menghadirkan peluang yang menarik tetapi tetap memberikan tantangan karena memiliki perilaku dan preferensi konsumen yang berbeda dari kota ke kota," ujar Pendiri dan CEO RedDoorz, Amit Saberwal dalam keterangan resminya, Senin (15/7/2019).
Baca Juga: OYO dan RedDoorz Adu Kuat Berebut Bisnis Hotel di Indonesia
Menurut mitra bisnis di perusahaan konsultan RedSeer, Asia Tenggara punya lebih dari 12 ribu hotel murah di segmen bintang tiga ke bawah pada 2019. Bahkan, pasar hotel di regional itu tiga kali lebih besar dari pasar perjalanan India (US$17 miliar) dan diproyeksi bertumbuh hingga bernilai US$23 miliar pada 2023. Potensi itu jadi hal seksi bagi perusahaan yang bergerak di perhotelan seperti RedDoorz.
"Diperkirakan bahwa tingkat hunian di hotel-hotel kelas menengah di Asia Tenggara biasanya berkisar antara 40 hingga 45 persen, tetapi setelah bergabung dengan RedDoorz, kami melihat adanya peningkatan hingga 80%," ujar Saberwal.
RedDoorz memiliki strategi hiperlokal dengan membangun pemahaman tentang dinamika masing-masing pasar. Aspek kunci lain ialah fokus pada pengalaman pelanggan guna memberikan diferensiasi dari kompetitornya. Di luar itu, teknologi dan data juga dinilai sebagai hal penting bagi perusahaan.
"Teknologi dan data adalah kunci utama yang membantu kami mengatasi tantangan seperti itu dan kami dengan bahagia mengumumkan bahwa kami telah menggandakan skala kami setiap enam bulan selama dua tahun terakhir berturut-turut," papar sang pendiri.
Sejak berdiri pada tahun 2015, RedDoorz telah tumbuh secara eksponensial di seluruh Asia Tenggara untuk mengoperasikan lebih dari 1.200 properti di Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Tiap bulan, perusahaan rintisan itu mengklaim bisa menambahkan 200 properti ke ekosistem bisnisnya.
Platform tersebut juga membangun lebih dari tiga juta pelanggan. Indonesa masih menjadi pasar terbesarnya di mana RedDoorz memiliki lebih dari 800 properti. Di Indonesia, RedDoorz harus menghadapi OYO, Airy, Nida Rooms, Tinggal, Zenrooms, hingga Zuzu Hotels.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: