Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar AS Coba Balas Dendam, Rupiah Balik Melawan

        Dolar AS Coba Balas Dendam, Rupiah Balik Melawan Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai tukar rupiah dibuka dengan apresiasi 0,04% ke level Rp13.910 per dolar AS. Apresiasi yang tipis dan rawan untuk berbalik menjadi depresiasi. Apalagi, nilai tukar dolar AS mulai menunjukkan geliat perlawanan terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah.?

        Pada pukul 09.50 WIB pagi, dolar AS mencoba untuk balas dendam kepada rupiah dengan mmebuat mata uang Garuda itu terkoreksi 0,02%. Namun, rupiah tak begitu saja membiarkan dolar AS unggul. Selang beberapa menit setelahnya, rupiah kembali menguat 0,01% ke level Rp13.919 per dolar AS.?

        Baca Juga: Rupiah Bikin Dolar AS Kalah Telak!

        Kendati begitu, performa rupiah tidak secemerlang perdagangan spot Senin (15/07/2019) kemarin. Rupiah tercatat naik 0,62% pada Selasa sore dan menjadi mata uang terbaik di Asia dan dunia. Sementara untuk perdagangan spot hari ini, rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.?

        Baca Juga: Berbalik 180 Derajat, Dolar AS Terima Pembalasan Dendam Rupiah!

        Bagaimanapun, investor mulai tergiur untuk menarik untung dari penguatan rupiah? yang terbilang baik. Dalam sepekan saja, rupiah sudah menguat 1,49% atau setara dengan penguatan 2,82% dalam sebulan terakhir. Wajar saja, rupiah tertekan oleh sentimen teknikal sehingga apresiasinya rawan menipis.?

        Hingga pukul 10.00 WIB, rupiah unggul 0,02% terhadap dolar Australia dan unggul 0,01% terhadap poundsterling. Di Asia, rupiah juga masih unggul tipis 0,12% terhadap ringgit, 0,08% terhadap yen, 0,04% terhadap dolar Taiwan, 0,03% terhadap dolar Singapura, dan 0,02% terhadap baht.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: