Lawan Ekspektasi Suku Bunga, Data Inflasi Terbaru Menguatkan Dolar AS
Indeks Dolar Amerika Serikat (AS) tercatat kembali mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan di Kamis (12/12). Dolar tercatat naik menyusul laporan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS.
Dilansir Jumat (13/12), Indeks Dolar AS tercatat naik 0,28% ke 107,01. Hal ini akan berdampak pada market global secara signifikan.
Meskipun ada ekspektasi kuat terkait dengan pemangkasan suku bunga, laporan terbaru menunjukkan data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi, hal tersebut menjadi sebuah indikasi bahwa kebijakan moneter ketat kemungkinan masih akan berlanjut di AS.
Adapun data tersebut itu adalah data harga produsen yang tercatat naik naik 0,4% di November. Angka tersebut jauh di atas proyeksi ekonom sebesar 0,2%. Kenaikan ini memperkuat sentimen positif terhadap dolar karena data inflasi yang tinggi memberikan alasan tak adanya perubahan terkait kebijkan moneter dari Federal Reserve (The Fed).
Sementara itu, European Central Bank (ECB) baru-baru ini memangkas suku bunga sebesar 25 poin. ECB juga membuka peluang pelonggaran lebih lanjut dan membuat euro melemah hingga 0,23% menjadi US$1,0472.
Swiss National Bank (SNB) turut melakukan hal serupa dengan memangkas suku bunga lebih besar dari ekspektasi, yakni 50 basis poin dibandingkan prediksi 25 basis poin.
Baca Juga: Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun dan Sukuk Rp500 Miliar, PTRO Tawarkan Bunga Hingga 9,5%
Penguatan dolar mencerminkan kombinasi sentimen positif terhadap data inflasi domestik dan selisih suku bunga global yang mendukung posisi dolar dalam pasar internasional. Meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga semakin kuat, data ekonomi akan menjadi kunci arah kebijakan dari The Fed.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement