Pengamat politik Rafif Pamenang Imawan menilai pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo dengan Prabowo Subianto telah membuat kelompok radikal atau kelompok yang tidak mendukung demokrasi menjadi tersudut.?
Baca Juga: Kartu Sakti Prakerja Punya Pak Jokowi Buat Apa dan Siapa?
Menurutnya, pertemuan itu membuat kelompok radikal kehilangan ruang untuk menggalang dukungan.
"Kelompok anti demokrasi tersudut usai pertemuan Jokowo-Prabowo," ujar Rafif dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7).
Rafif menuturkan momen politik adalah kesempatan untuk mendapatkan pangsa dukungan politik di luar kelompok radikal. Oleh karena itu, ia menilai momentum kelompok radikal mendapat dukungan sudah hilang usai Prabowo memutuskan bertemu dengan Jokowi.
"Sementara bagi blok kepentingan politik praktis seperti Gerindra sudah selesai masalah pemilu. Namun bagi organisasi radikal, momentumnya telah hilang," ujarnya.
Lebih lanjut, Rafif menyarankan adanya penguatan fungsi hubungan partai politik dengan organisasi masyarakat untuk mencegah eksistensi kelompok radikal di Indoensia. Menurutnya, ormas merupakan simpul dari agregasi politik dalam iklim demokrasi.
"Oleh karenanya perlu untuk memperkuat hubungan antara parpol dan ormas sehingga kanal agregasi politik dapat terkumpul di parpol," ujar Rafif.
"Dengan cara ini organisasi anti demokrasi dapat kehilangan ruang gerak," ujarnya menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat