Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        MRT Dorong Okupansi Sektor Ritel Naik 88%

        MRT Dorong Okupansi Sektor Ritel Naik 88% Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lembaga konsultan properti global, Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat pasar ritel pada triwulan kedua tahun ini masih tetap stabil. Hal ini ditunjukkan oleh aktifnya peritel dari sektor fashion dan F&B dengan tingkat hunian tetap stabil di angka 88%.

        "Beroperasinya MRT memberikan pendekatan baru akan konsep ritel yang melengkapi kebutuhan pengguna MRT dengan konsep grab n go. Konsep semacam ini diharapkan dapat berkembang dengan seiring bertambahnya rute baru MRT atau LRT," kata Head of Retail JLL Cecilia Santoso di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

        Baca Juga: Coworking dan Perusahaan Teknologi Dominasi Penyerapan Ruang Kantor

        Sementara itu, Head of Research JLL James Taylor menambahkan bahwa mulai berkembangnya toko ritel yang berada di stasiun MRT memberikan ruang ekspansi khususnya bagi convenience store dan F&B.

        James mengatakan moratorim yang membatasi pelaku dan pengembang ritel untuk berekspansi memberikan tiga alternatif yaitu pengembangan ke wilayah bodetabek, menjadi bagian mixed-use developments, dan mengisi shopping retail di bangunan perkantoran.

        "Tahun depan tingkat okupansi diperkirakan akan sedikit menurun di 2021 untuk pusat perbelanjaan karena adanya pusat perbelanjaan baru namun akan terus meningkat di tahun setelahnya begitu juga harga," ucap James.

        Selain sektor ritel, JLL juga mencatat penyerapan ruang perkantoran masih menunjukkan tren positif. Penyerapan ruang kantor di kawasan Center Business District (CBD) Jakarta tercatat masih cukup tinggi.

        "Total penyerapan ruang sewa perkantoran CBD selama semester I-2019 dapat dikatakan baik karena telah melebihi 50% dari total rata-rata penyerapan selama sepuluh tahun terakhir," kata James.

        Sementara itu, perusahaan yang berbasis teknologi masih mengambil porsi terbesar yakni 43% dengan tingkat okupansi keseluruhan mencapai 76%. Perusahaan teknologi mencakup online marketplace, financial technology, online gaming, travel booking, serta coworking space.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: