Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Ada Alasan Lagi BI Tahan Suku Bunga Acuan

        Tak Ada Alasan Lagi BI Tahan Suku Bunga Acuan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sudah tak ada alasan lagi bagi Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7Day RR) tetap di level 6% pada bulan Juli 2019 ini.

        Demikian yang disampaikan pengamat Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (18/7/2019). Untuk diketahui, sudah 7 kali berturut-turut sejak Desember 2018, BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.

        "BI idealnya lakukan kebijakan pre emptives dengan turunkan suku bunga 25-50 bps sebelum the Fed turunkan suku bunganya. Tidak ada alasan bagi BI menahan suku bunga ditengah kurs rupiah yang stabil, inflasi yang rendah dan cadangan devisa yang mulai meningkat," ujar Bhima.

        Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan, Turunkan Rasio GWM Rupiah

        Asal tahu saja, kurs Rupiah terhadap dolar AS hari ini cukup stabil yakni berada pada Rp13.976 per USD, jauh menguat dibandingkan awal Juli yang sebesar Rp14.117 per USD. Sementara inflasi sampai bulan Juni tetap berada pada sasaran BI di level 3,5 plus minus 1 persen. Sampai dengan bulan Juni 2019, inflasi IHK 2019 mencapai 2,05% (ytd), atau secara tahunan tercatat 3,28% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,32% (yoy).

        Sedangkan cadangan devisa RI pada akhir Juni 2019 tercatat sebesar 123,8 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2019 yang sebesar 120,3 miliar dolar AS.

        Dengan kondisi demikian, kata bhima memang sudah seharusnya BI menurunkan suku bunga acuannya bulan ini, sebab sektor riil juga butuh stimulus moneter berupa penurunan beban bunga agar mereka lebih ekspansif lagi.

        "Jangan sampai momentumnya lewat, padahal investor dan pengusaha butuh relaksasi bunga," ungkapnya.

        Menurut Bhima, seharusnya bank sentral sudah bisa menurunkan suku bunga acuan ini sejak bulan kemarin, tetapi ditahan untuk memupuk cadangan devisa terlebih dahulu. "Iya memang dari kemarin-kemarin hrusnya turun. Tapi mau memupuk devisa dulu dari penjualan utang nya pemerintah. Kalau bunga tetap tinggi, investor global tertarik beli SBN. Alhasil cadangan devisa naik," cetusnya.

        Oleh karena itu, pada bulan ini, Bhima menilai BI memperkirakan BI akan turunkan suku bunga acuannya hari ini sebesar 50 bps menjadi 5,50%.

        "Ya itu kita dorong langsung turun 50 bps di RDG hari ini biar dampak nya signifikan. (Kalau bulan depan diturunkan) wah lebih lewat lagi momentumnya apalagi kalau cuma turun 25 bps," tuturnya.

        Untuk diketahui, berdasarkan agenda yang didapat Warta Ekonomi, BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini pukul 14.00 WIB. Adapun yang menyampaikan hasil pengumuman ini adalah Gubernur BI Perry Warjiyo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: