India Berhasil Buat TikTok Simpan Pusat Data di Dalam Negeri
Byte-Dance (China), yang memiliki aplikasi video pendek Tik-Tok, mengatakan sedang mencari cara untuk mendirikan pusat data di India. Perkembangan itu terjadi pada saat perusahaan melihat pengawasan yang semakin ketat dari pemerintah di sini tentang bagaimana ia menyimpan data pengguna India.
TikTok, yang memiliki lebih dari 120 juta pengguna aktif bulanan di India, juga mendapat kecaman atas sifat konten pada platformnya. Pada bulan Februari, Swadeshi Jagaran Manch (SJM) yang berafiliasi dengan RSS telah menulis surat kepada PM Narendra Modi, meminta larangan pada platform media sosial, terutama ketika pemerintah Cina terus memblokir upaya India untuk bertindak melawan teroris di Pakistan. Selain itu, ByteDance juga memiliki aplikasi media sosial ?Helo?.
Baca Juga: Perusahaan Induk TikTok Segera IPO Tahun Ini?
Sebagaimana dikutip dari laman Times of India, sejauh ini, perusahaan tersebut telah menyimpan data pengguna India di pusat data pihak ketiga di AS dan Singapura.
?Kami sekarang percaya bahwa saatnya telah tiba untuk mengambil lompatan besar berikutnya. Langkah? ByteDance ini sejalan dengan upaya India untuk membuat undang-undang perlindungan data baru, kami ingin membangun pusat data di India," kata perusahaan itu.
Seperti yang disebutkan dalam rancangan kebijakan e-commerce tersebut, negara menginginkan perusahaan media sosial untuk menyimpan data di India. Menurut laporan, pemerintah baru-baru ini mengirim surat kepada TikTok yang menanyakan pertanyaan bagaimana menyimpan data pengguna, berbagi data dengan platform pihak ketiga, dan sifat konten pada platform juga. Selain itu, Tik-Tok juga dituduh memiliki konten yang terkait dengan pornografi anak.
"Kami sekarang dalam proses memeriksa alternatif untuk layanan yang tepat, aman, dan andal untuk pengguna India kami yang berada di perbatasan India. Sejalan dengan upaya ini, kami berharap dapat melakukan dialog yang lebih aktif dengan pemangku kepentingan terkait dan menetapkan tolok ukur baru di sepanjang jalan,? tambah perusahaan.
Sayangnya, perusahaan tidak menyebutkan timeline untuk membangun pusat data tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh